Mohon tunggu...
Travel Story

Halal Tourism, Pemikat Hati Traveler Milenial

10 Januari 2018   02:06 Diperbarui: 10 Januari 2018   12:15 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Wisata Halal di Pulau Santen Banyuwang. (Fotoi: dok Pemkab Banyuwangi)

Memiliki alam yang luas dengan keindahan yang mendunia dan  penduduk mayoritas muslim  dengan adat ketimuran yang kental nilai islami, Indonesia sudah seharusnya menjadi surga bagi para traveler muslim dunia. Namun kenyataannya, kita masih tertinggal di bawah negara tetangga Malaysia yang dinobatkan menjadi destinasi wisata terfavorit traveler muslim milenial versi Mastercard-Halal Trip Muslim Travel Report  2017.  Ups!

Membahas soal traveler muslim kita bicara soal bisnis besar. Bahkan juga bicara masa depan. Data Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI), pada 2015 jumlah total wisatawan muslim dunia mencapai 117 juta. Dan pertumbuhan wisatawan muslim adalah yang tercepat saat ini. Pada 2020 diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah menjadi 168 juta wisatawan dengan pengeluaran di atas 200 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun. Dan lebih dari separuhnya adalah para traveler milenial. 

Angka yang sangat menggiurkan itu membuat segenap destinasi wisata dunia rebutan mengincar wisatawan muslim. Banyak Negara yang tiba-tiba memperkenalkan diri sebagai destinasi ramah muslim. Korea Selatan yang barusan terhempas karena ditinggalkan pelancong China, langsung gerak cepat merayu para traveler muslim. Meski muslim adalah minoritas di sana, namun negeri ginseng itu percaya diri menawarkan wisata halal. Hotel bintang lima menawarkan fasilitas muslim friendly di mana restorannya menjual makanan dengan menggunakan bahan makanan bersertifikasi halal secara teratur. 

Lotte Hotel dan The Plaza di Seoul misalnya, melakukan langkah agresif. Kelima restoran di Lotte Hotel telah menerima sertifikasi muslim friendly, sedangkan empat resto di The Plaza semuanya sudah mendapatkan sertifikasi halal. Hotel Sheraton Seoul bahkan menyediakan Alquran, tasbih, sajadah dan kompas untuk membantu para tamu muslim melaksanakan ibadah. 

Jepang pun tak kalah memikat. Musholla, jilbab yang terbuat dari sutra, sampai makanan bersertifikasi halal muncul di Jepang. Bandara Narita dan Kansai pun menyediakan tempat shalat buat pelancong muslim. Otoritas di sana bahkan menggelar berbagai seminar dan dengan mengundang para pengelola hotel dan restoran untuk belajar cara melayani secara halal bagi pelancong muslim. Padahal, jumlah muslim di negeri matahari terbit itu hanya 100 ribu dari 123 juta total penduduk. Dan hasilnya, Jepang sukses memikat wisatawan muslim untuk berkunjung ke sana.

Dan yang fenomenal tentu negara tetangga kita, Malaysia. Tidak bisa dipungkiri Malaysia memang sangat serius menggarap wisata halal. Malaysia terbukti sukses membalut program-program wisatanya dengan kearifan lokal yang sangat melayu dan islami. Bukan saja membuat para pelancong muslim nyaman berwisata ke sana karena berlimpahnya makanan halal dengan keterjaminan dari badan sertifikasi yang terpercaya, Malaysia juga menawarkan wisata halal yang lengkap. Mulai dari agen perjalanan, hotel dan  hostel syariah, kawasan wisata syariah, bahkan homestay syariah.

Malaysia pernah memiliki maskapai syariah Rayani Air di mana semua pramugarinya berhijab. Hidangan yang disajikan di dalam kabin dijamin halal, tidak mengandung babi dan juga tidak menyediakan minuman beralkohol. Sayang, maskapai ini kemudian dicabut izin operasionalnya oleh otoritas setempat karena masalah operasional dan finansial.

Halal adalah Gaya Hidup

Dari jumlah besar wisatawan muslim dunia, pasar yang paling dibidik adalah traveler muslim milenial. Ya, para pelancong muda berusia antara 18 sampai 36 tahun inilah yang akan menentukan tren ke depan. Para traveler muslim yang sering disebut dengan generasi M ini bukan cuma akan menjadi trend setter, tapi juga sumber pundi-pundi emas yang potensial. Mengutip laporan Mastercard dari situs perjalanan Muslim Halaltrip, traveler muslim milenial diproyeksikan akan membelanjakan lebih dari 100 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp 1.350 triliun per tahun untuk traveling pada 2025. Hampir dua kali lipat dari angka tahun ini. Luar biasa bukan?

 Apa yang diinginkan para traveler muslim milenial ini? Bagi generasi milenial ini, halal bukanlah sekadar makanan. Namun gaya hidup. Saat ini tren halal lifestyle sudah sangat popular bahkan bukan cuma di negara muslim.Tentu kita mengharapkan Indonesia bisa lebih kencang berlari menyambut era milenial. 

Termasuk dalam menumbuhkan wisata halal yang tentunya sangat terkait dengan industri halal. Indonesia punya banyak sekali aset wisata yang bisa menjadi modal untuk itu. Ini adalah potensi emas bagi bangsa ini.Selain itu, Indonesia punya Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sertifikasi halalnya sudah diakui secara internasional. Para muslim traveler tentu akan terpuaskan dengan berbagai kuliner seantero nusantara dengan kehalalan terjamin. Wisata kuliner halal ini dengan kemasan menarik tentu akan menjadi magnet tersendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun