Kota Surabaya berhasil meraih predikat sebagai kota dengan capaian SDGs terbaik versi I-SIM for Cities yang diselenggarakan oleh BAPPENAS RI dalam ajang SDGs Action Award 2024 (apeksi.id, 2024).Â
Capaian ini tentu menjadi kebanggaan, tidak hanya bagi pemerintah kota, tetapi juga seluruh masyarakat Surabaya.
Sebagaimana dalam kompetisi mana pun, kemenangan diberikan kepada mereka yang memenuhi indikator dan kriteria yang telah ditentukan.Â
Dalam konteks ini, capaian Surabaya menunjukkan bahwa kota ini telah progresif dalam berbagai aspek pembangunan berkelanjutan dari pengelolaan lingkungan, pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur dasar.
Namun, sebuah capaian bukan berarti tanpa pekerjaan rumah.Â
Prestasi ini justru seharusnya mendorong kita melihat lebih jernih ke sisi-sisi kota yang selama ini berada di luar sorotan.
Bayangan di Balik Sorotan
Meskipun demikian, di balik sorotan keberhasilan tersebut, masih ada bayang-bayang persoalan klasik yang belum sepenuhnya terselesaikan: kawasan permukiman kumuh.Â
Isu ini menjadi semacam tes lakmus sejauh mana keberlanjutan kota benar-benar merata dan inklusif bagi semua warganya.
Keberadaan kawasan kumuh bukan hanya soal visual yang semrawut atau gang sempit.Â