Namun, kota Surabaya tercatat pernah mengadakan workshop Program Air Bersih, Sanitasi dan Higienitas Perkotaan Indonesia yang didanai oleh The U.S. Agency for International Development (USAID). Agenda ini menargetkan 100-0-100 pada tahun 2019, yaitu 100% akses air bersih, 0% kawasan pemukiman kumuh, 100% akses sanitasi layak.
Sanitasi Berkelanjutan
Sederhananya, merupakan pengelolaan air limbah secara lebih berkelanjutan (SSWM University, 2023).Â
Sanitasi berkelanjutan diharapkan mampu melindungi kesehatan manusia dan lingkungan, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, memudahkan akses sanitasi ideal untuk semua orang, termasuk masyarakat miskin dan marginal.Â
Sedemikian pentingnya isu sanitasi Bappenas mencanangkan Layanan Sanitasi yang Berkelanjutan dan Peningkatan Akses terhadap Sanitasi Aman sebagai arah kebijakan prioritas Indonesia dalam mencapai SDG 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak di tahun 2030.Â
Pengelolaan sanitasi memang menjadi perhatian khusus bagi kota-kota di dunia. Adapun beberapa good practice menarik dari kota-kota di dunia yang mungkin bisa direplikasi di kota Surabaya sebagai berikut:
Program "smart sewerage system" dari Seoul, Korea Selatan yakni pemanfaatan teknologi sensor dan Internet of Things (IoT) untuk memantau dan mengelola sistem sanitasi secara real-time.Â
Kemudian ada Jepang yang menata manajemen sanitasi yang didukung dan diawasi oleh pemerintah, sehingga penerapannya sangat powerful.Â
Kedua contoh tersebut merupakan sedikit dari sekian banyaknya good practice pengelolaan sanitasi berkelanjutan yang ada di kota-kota maju dunia.Â
Semangatnya adalah Kota Surabaya yang telah memiliki reputasi baik dalam bidang keberlanjutan terus berinovasi dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk mereplikasi good practice -- good practice yang ada ke Kota Surabaya yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat."