Mohon tunggu...
Nur Rakhmat
Nur Rakhmat Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belajar Menjadi Guru

Nur Rakhmat. Pembelajar yang belajar untuk belajar bermanfaat bagi sesama. Saat ini mengajar di SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Berusaha selalu aktif menulis dan memberikan kontribusi positif untuk kemajuan pendidikan. Aktif di forum dan komunitas literasi serta kepenulisan di Kota Semarang dan Jawa Tengah. Bisa dihubungi di FB Nur Rakhmat dan Nurrakhmat Blogguru Indonesia. Salam Sukses Selalu ...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membangun Lingkungan Ramah Sampah

30 November 2019   11:03 Diperbarui: 30 November 2019   11:05 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lalu dengan cara bagaimana agar kita semua bisa berdamai atau ramah dengan adanya sampah?

Bu Lisa dan Mpok Cisa

Ya, menurut yang kami amati Bu Lisa sangat tepat guna menciptakan lingkungan ramah sampah dan lingkungan yang peka terhadap sampah. Selain Bu Lisa sebagai amunisi utama, Bu Lisa juga merupakan solusi utama guna membangun lingkungan ramah sampah.

Lalu dengan cara yang bagaimana? Bu Lisa atau Budaya Literasi Sampah yang pertama adalah dengan memberikan edukasi terhadap terhadap masyarakat, baik edukasi jenisnya ataupun cara pengelolaan sebelum diolah ataupun sesudah diolah.

Edukasi ini sangat penting, karena sebagai patokan awal bagaimana cara dan langkah lebih lanjut pengelolaan sampah untuk maslahat lingkungan kehidupan sebagai bentuk lestarinya habitat manusia.

Bentuk budaya literasi sampah yang kedua adalah dengan membentuk kelompok kelompok untuk mendayagunakan sampah dalam kehidupan, yaitu dengan membentuk kelompok cinta sampah (Mpok Cisa).

Dan Mpok Cisa yang bisa dibudayakan untuk menggagas lingkungan ramah sampah adalah diantaranya dengan melakukan daur ulang sampah menjadi barang yang lebih memiliki nilai guna dalam keseharian. Seperti dengan mendaur ulang menjadi barang benda lebih pakai.

Lalu budaya literasi yang berikutnya adalah kemauan, dan komitmen bersama untuk membangun bentuk ideal lingkungan ramah sampah, diantarnya dengan menggandeng berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan hasil kreasi anak bangsa.

Namun, agar semua bisa berlangsung dengan baik, komitmen dan tanggungjawab bersama untuk semakin cerdas naturalis harus tetap dilestarikan dengan sungguh antar semua pihak. Sehingga lingkungan yang ramah sampah benar benar bisa terwujud dan bisa memberikan bukti bahwa kecerdasan naturalis benar benar bisa menjadikan suasana menjadi manis dan humanis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun