Mohon tunggu...
M. Suaizisiwa Sarumaha
M. Suaizisiwa Sarumaha Mohon Tunggu... Dosen - Berakit-rakit dahulu. Aeru tebai aetu.

Truth Hunter Founder dan Coordinator Luahawara Young Community (LYC) Founder Komunitas Bale Ndraono (KBN)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangsa yang Semakin Teruji

3 Juli 2019   13:14 Diperbarui: 3 Juli 2019   23:23 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan begitu panjang dan berliku. Perjuangan penuh pengorbanan baik harta, benda dan materi lainnya bahkan nyawa ikut dipertaruhkan. Pergolakan terus muncul sejak kemerdekaan. Terjadinya pemberontakan demi pemberontakan. Sampai kepada perjuangan menegakkan demokrasi.

Indonesia bagaikan gula-gula yang menggoda bangsa lain telebih bagi mereka yang ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia. Perjuangan ini tidaklah mudah mengatasinya. Karena berhadapan dengan anak bangsa Indoensia sendiri yang hidup di negeri yang elok permai. Hanya saja yang sebagian masyarakatnya dengan orientasi dalam memahami ke-Indonesia-an sudah berbeda dari dasar dan ladasan berbangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu sikap tegas dan keras dari seorang pemimpin dan yang mampu memahami kebutuhan masyarakat serta berpihak pada kepentingan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat bukan karena kepentingan golongan apalagi kepentingan pribadi.

Sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta tentang kedaulatan dan hidup yang dilandasi oleh falsafah dan dasar negara Pancasila hingga Presiden Joko Widodo membuktikan goncangan-goncangan terhadap keutuhan NKRI mampu kita lalui.

Indonesia sebagai negara Republik yang demokratis. Pengejewantahan ini terlihat terbentuknya Majelis Perwakilan Rakyat dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat serta Dewan Perwakilan Daerah. Proses demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia membuat bangsa ini semakin dewasa. Hal ini terbangun ketika pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung, jujur, bebas dan rahasia oleh rakyat Indonesia sendiri, tidak lagi melalui perwakilan. Ujian-ujian yang terus dan akan terus dilalui oleh bangsa Indonesia akan semakin mengokohkan bahwa kita Indonesia satu dalam panji-panji Pancasila. Bukan ideologi lain. Di luar dari ideologi Pancasila tersebut tidak ada tempatnya di Indonesia. Siapapun yang ingin tinggal di Indonesia harus patuh dan tunduk pada norma dan falsafah Pancasila.

flickr.com/photos/cukimey
flickr.com/photos/cukimey
Indonesia Negara Pancasila yang Demokratis

Indonesia sejak merdeka 17 Agustus 1945 bukanlah hasil pemberian atau anugerah bangsa lain ataupun pengalihan kekuasaan akan tetapi dengan kekuatan dan daya upaya dengan sumber daya perang yang dimiliki bangsa, yaitu semangat patriotik. Pembentukan negara Indonesia tentu melalui suatu badan pembentukan kemerdekaan melalui lembaga BPUPKI. Perjuangan ini tidak dan bukan tidak ada hambatannya, melainkan adanya rongrongan dari bangsa lain (dikenal sebagai penjajah) dan juga karena kepentingan dari beberapa orang yang ingin membawa Indonesia dengan haluan atau pandangan-pandangan lain di luar gagasan dasar negara yang disampaikan oleh Bung Karno tentang Pancasila.

Melalui Pancasila menjadikan pola hidup dan falsafah bangsa Indonesia yang menggambarkan adanya pengakuan sebagai bangsa yang memiliki keyakinan dan percaya adanya Tuhan, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena bangsa Indonesia memiliki ragam keyakinan dan yang patut dilindungi oleh negara. Kemanusiaan yang adil dan beradab bahwa siapapun harus merasakan perlakuan dan layanan sebagai warga negara Indonesia yang baik dengan menjalankan hak dan kewajibannya secara adil dan beradab. Tidak dibawah intimidasi atau kecurangan-kecurangan karena perbedaan keyakinan, budaya, ras dan juga etnis. Indonesia tidak memandang perbedaan tersebut. Perbedaan adalah kekuatan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Selanjutnya dirajut dalam persatuan Indonesia, hal ini tergambar dalam sila ketiga Pancasila bahwa sekalipun masyarakat bangsa Indonesia beragam ras, suku, agama dan bahasa daerah namun memiliki ikatan kekerabatan sebagai bangsa yang besar dari Sabang sampai Merauke dan dari pulau Nias sampai Papua. Sebagai bangsa yang besar memiliki persatuan sebagai bangsa Indonesia yang tidak mudah dipecah-pecahkan oleh bangsa manapun. 

Hal ini dapat terbangun karena segala sesuatunya dapat dilakukan dalam ikatan kekeluargaan, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sekalipun banyak ide, gagasan dan bahkan juga terkadang terdapat pertentangan, namun dapat diselesaikan dalam satu sidang permusyawaratan perwakilan. Artinya skhi ato skhi oya samsa jo'era-era. Hal ini menunjukkan bahwa dalam segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama dan pada akhirnya satu keputusan yang akan menjadi hasil akhir untuk kepentingan bersama. Hal ini tentu dengan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perjuangan bangsa Indonesia begitu berat dan semakin besar tantangannya. Menghalau segala bentuk rongrongan dan bahkan infiltrasi yang mucul baik dari dalam maupun dari luar bangsa Indoensia semakin gencar. Semua ini dapat dihalau oleh kesatuan dan kerjasama semua elemen bersama TNI-Polri dan masyarakat yang cinta akan kedamaian. Perjuangan ini tentu dengan harga yang mahal melalui pengorbanan-pengorbanan harta benda dan jiwa raga. Karena semua itu untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kekuatan ini tentu dengan jiwa Pancasila yang melekat dalam diri bangsa Indoensia. Oleh karena semuanya ini tergambar dari landasan dan filosofi serta cara pandang bangsa terhadap Pancasila yang telah dibingkai dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semoga ujian-ujian yang muncul terhadap negeri ini semakin menguatkan Pancasila dan tetap terus teruji. "Ohi salawa nibõji ani" artinya bahwa semakin tinggi pohon akan terus ditiup angin. Itulah Indonesia. (MSS)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun