Mohon tunggu...
M. Suaizisiwa Sarumaha
M. Suaizisiwa Sarumaha Mohon Tunggu... Dosen - Berakit-rakit dahulu. Aeru tebai aetu.

Truth Hunter Founder dan Coordinator Luahawara Young Community (LYC) Founder Komunitas Bale Ndraono (KBN)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Pengalaman, Pengalaman yang Menjadi Guru?

12 November 2018   10:03 Diperbarui: 12 November 2018   10:42 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar dari Pengalaman; Pengalaman yang menjadi Guru?

Pengalaman adalah guru yang baik. Ternyata pepatah ini tidak pernah usang. Peristiwa yang kita alami terkadang pahit, enak dan mungkin menimpa kita dari apa yang tidak kita kehendaki, namun kita tidak bisa lari dari permasalahan tersebut. 

Wilayah kita juga mengalami perubahan iklim atau musim. Bila daerah tropis, maka yang tejadi adalah musim kemarau dan musim hujan, sedangkan di wilayah sub-tropis akan mengalami empat musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. 

Terlebih lagi di wilayah kutub, hal ini juga akan memiliki musim yang ekstrim dingin sehingga panas matahari mungkin menikmatinya hanya satu minggu dalam satu tahun.

Persoalannya ketika daerah tropis memasuki musim hujan, maka akan membuat beberapa daerah akan longsor, banjir dan bencana alam lainnya. Pulau Nias merupakan daerah yang curah hujannya tinggi, namun dibeberapa daerah walau curah hujan tinggi, namun selalu terjadi kekeringan. 

Disisi lain bahwa hujan terkadang menjadi berkat bagi sebagian orang dan terkadang jadi bencana bagi yang lainnya.Hujan yang mengguyur bumi akan membasahi seluruh penghuninya. Hujan sulit untuk dibendung sehingga mengakibatkan longsor, abrasi, banjir dan persoalan lainnya. 

Manusia harus bijak dalam mengatasi bencana yang diakibatkannya. Bencana juga diakibatkan keserakahan manusia dalam mengekploitasi lingkungan atau alam. Bentuk ekpoitasi itu ketika mempersempit saluran drainase apalagi bila sampai menutup saluran air tersebut dengan membangun bangunan di atas permukaan saluran air/parit. 

Di tempat saya, banyak 'horang khaya' membangun rumah tanpa memikirkan apalagi membuat drainase, bahkan drainase yang sudah ada dipersempit dengan menambah lahannya dan kalau bisa menutupnya sekalian.

img-20181109-wa0015-5be8edbfaeebe119de7136a2.jpg
img-20181109-wa0015-5be8edbfaeebe119de7136a2.jpg
img-20181109-wa0008-5be8ecd912ae942300400792.jpg
img-20181109-wa0008-5be8ecd912ae942300400792.jpg
Dokumentasi banjir di kota Kabupaten Nias Selatan.

sampah-di-hari-pramuka-2-5be8eb12c112fe24f00d50a2.jpg
sampah-di-hari-pramuka-2-5be8eb12c112fe24f00d50a2.jpg
sampah-di-hari-pramuka-1-5be8eb9caeebe13dbd21ba72.jpg
sampah-di-hari-pramuka-1-5be8eb9caeebe13dbd21ba72.jpg
Dokumentasi Sampah di hari Pramuka

Sejak terbentuknya kabupaten Nias Selatan beberapa tahun terakhir ini disetiap musim penghujan, akan menggenangi bebera ruas jalan. Hal ini tidak lain karena sampah yang menumpuk melalui 'hasil karya masyarakat' dengan memudahkan dirinya dalam membuang sampahnya, sehingga terjadi penyempitan dan pendangkalan saluran drainase akibat sampah-sampah yang menumpuk tersebut. Seandainya kita menyadari manfaat saluran air dan manfaat drainase serta manfaat sampah, saya yakin persoalan yang terjadi sebagaimana photo di atas tidak akan menimpa kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun