Mohon tunggu...
marzani anwar
marzani anwar Mohon Tunggu... -

Peneliti Utama at Balai Litbang Agama Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

MUI Diminta Anulir Fatwa Sesat Eden

28 Februari 2016   09:51 Diperbarui: 28 Februari 2016   11:18 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidakkah kau lihat, bahwa mereka yang kau sebut orang-orang yang gagal pensucian, dan yang sama sekali tidak ikut pensucian di eden, itu bukanlah kalangan orang-orang penentang Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang selama ini membina ketauhidan yang nyata. Mereka berasal dari kalangan yang taat beribadah mendekatkan diri, merebahkan diri di hadapan Yang Maa Suci, mendidik putra-putrinya menjadi anak yang saleh, menjauhi kemusyrikan, kekufuran, dan sebagainya. Mereka adalah yang oleh Allah dijanjikan “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggalnya” (QS Al Kahfi/18: 107).

Telepas dari tingkat keberimanan dan kesalehan setiap diri manusia, dan memang tak ada manusia yang sempurna, dihadapan Ilahi Rabbi. Dosa-dosa yang masih banyak melekat dalam dirinya, dan oleh karena itu dalam setiap shalat selalu baca ucapan rabbighfirli..... warhamni. Orang-orang yang setia kepada Allah seperi ini, telah kau nistakan, atasnama kesucian dan atasnama tuhan.

Kau (Eden) mengajak meninggalkan shalat, padahal tidak ada kewahyuan baru yang menasakh (menghapus ) perintah Al Qur’an tentang shalat itu.
Kau tinggalkan ibadah berzakat, padahal kewahyuan sesudah Al Qur’an belum pernah menasakh perintah itu.

Kau tinggalkan ibadah puasa, padahal belum pernah ada pewahyuan pasca Al Qur’an itu yang menasakh ayat pewajiban puasa.
Kau tinggalkan perintah berbakti kepada orang tua, padahal belum pernah ada pewahyuan setelah Al Qur’an itu yang menghapus perintah tersebut.

(Kalau setiap perintah Tuhan yang ada di dalam Qur’an itu dan yang belum pernah ada pewahyuan yang menasakh, saya tulis di sini, akan membutuhkan berpulu-puluh halaman lagi.

Menjadi pertanyaan besar, kenapa Edem, paling suka menggunakan ayat Al Qur’an, untuk mendukung pahamnya yang sedang Anda gulirkan. Tapi menafikan ayat-ayat suci yang memerintahkan untuk beribadah.

Menurut Anda, ‘Islam’ dalam pengertian yang esensial-lah yang seharusnya menjadi pijakan kaum Muslimin saat ini. Itu tidak menjadi persoalan bagi saya. Tapi dari mana, alasan, ditemukan, bahwa dengan menghayati esensi Islam harus dengan menganulir sistem peribadatan. Terhadap para ahli ibadah, justru Anda tuduh, tidak mengetahui esensi bergama, tak beda dengan kaum radikal. Tak tahukah makna ayat berikut, dari Al Qur’an di S. Al Kahfi/18: 109 yang menyatakan:
 
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".

Betapa terbatasnya manusia bisa menguasai ilmuNya, dan hanya dengan keterbatasan itu masing-manusia menjalani ibadah atau memgekspresikan kepasrahannya kepadaNya. Itulah maka manusia harus terus beajar dan belajar menimba ilmu yang Ilahi. Tapi Anda malah sok tahu, mengenai kualitas ibadah orang lain. Termasuk kepada saya, yang dianggap tidak tahu makna hakiki agama, menyombongkan diri kepada Tuhan dan tidak kenal fitrah diri, itu terserah Anda. (Mudah-mudahan Allah selalu membimbing saya yang memang bodoh ini).

Saya dengan terpaksa meyakini bahwa Tuhan anda dan Tuhan saya berbeda, karena dari Anda sendiri yang merusak konsepi Ketuhanan itu. Maka saya tak ingin mengikuti kehendakmu kalau itu di-akukan berasal dari Tuhan yang saya yakini selama ini. Dengan doktrin Eden, ketika mengultimatum pengikutnya yang bermasalah di keluarganya, bahwa mereka yang tinggal di rumah eden, berarti “memilih kepentingan Tuhan dan pilihan di luar itu bukan kepentingan Tuhan”. Itulah doktrin yang ditanamkan kepada para pengikut Eden.

Dari sanalah saya dapat pengetahuan, bahwa tuhan yang dimaksud Eden itu adalah: yang hanya mengurusi kepentingan eden, dengan beberapa umatnya yang tak seberapa itu; yang anda yakini telah pasti keberadaannya oleh mereka yang telah tersucikan di eden; yang suka menghukum orang-orang yang mengusik kepentingan eden, dan yang abadi dengan sifat-sifatNya.
Rangkuman saya itu mungkin saja tidak tepat, tetapi saya hanya menegaskan bahwa “tuhanmu dan Tuhanku memang berbeda”. Adapun Tuhan yang kuyakini Ada-nya adalah Ada-nya, adalah:

Yang mencipta alam semesta dengan segenap isinya
Yang berhak dicintai oleh umat yang senantiasa mensyukuri karuniaNya,
yang terbuka didekati hambanya dengan berdzikir memuji kebesaranNya,
yang disembah oleh siapa saja dan di manapun berada
yang akan mengadili perbuatan manusia sesuai amalnya, dan
yang akan membalasi surga bagi manusia atas amal kebajikannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun