Mohon tunggu...
Maryati
Maryati Mohon Tunggu... Lainnya - Selalu optimis dan menebar kebaikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ibu dari 4 orang anak, sebagai sinden dan pemandu "Upacara Adat Sunda" di Kepri. Pernah menjadi guru les/privat di rumah sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Badai Kehidupan Dapt Kutempuh Berkat Warisan dari Ibu

3 Desember 2020   15:16 Diperbarui: 3 Desember 2020   15:23 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tema: Ibu,  Sekolah Pertamaku*Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan. Cinta kasih anak kepada ibu tidak sebanyak cinta kasih ibu.*

Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:    

. . .
"'An Abi Hurairah radiyallahu 'anhu qala, ja-a rajulun ila Rasulillahi SAW,  faqala Ya Rasuullah: man ahaqqu-nasi bihusni shahabatiy? Qala ummuka. Qala tsumma man? Qala tsumma ummuka. Qala tsumma man? Qala tsumma ummuka. Qala tsumma man? qala tsumma abuka,".
Yang artinya: "Dari Abu Hurairah RA dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya: 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?' Rasul pun menjawab: 'Ibumu'. 'Lalu siapa lagi?', 'Ibumu'. 'Siapa lagi', 'Ibumu'. 'Siapa lagi', 'Ayahmu'."
Dalam kitab Fath Al-Bari karya Imam Ibnu Hajar Al-As qalani dijelaskan perkara Rasul menyebut ibu sebanyak tiga kali.

Bicara tentang sosok yang satu ini, tidak akan ada habisnya. Begitu banyak jasa dan motivasinya bagi kehidupanku. Mulai dari saat kandungan hingga menjadi seorang Ibu yang dikaruniai empat orang anak.

Ibuku seorang sosok yang pantang menyerah, kerja keras, mandiri, rela berkorban, mengalah, dan juga cerdas dalam menyikapi segala masalah yang dihadapi.

Masa kecil ibuku tidaklah sebahagia anak-anaknya. Itu karena korban dari perceraian orang tua yaitu kakek dan nenek. Terkadang dia menjadi pelampiasan ibunya sendiri. Sekolah hanya sampai SR saja. Mungkin kalau sekarang namanya SD. Jika dilihat dari segi perekonomian, Bapaknya Ibu bukan orang miskin tapi bergelar Rd (Raden) pada zamannya.

Pernikahan dengan Bapak pun, Ibuku tidak direstui oleh sang kakek karena Bapakku orang miskin yang bisa menjatuhkan wibawa kakek. Tapi Ibu tetap nekat dan akhirnya dinikahkan juga walau restu yang terpaksa.

Do'a restu orang tua yang tulus memang sangat penting bagi kita sebagai anak. Demi mewujudkan sebuah rumah tangga yang "SAMAWA"
Apa yang dialami oleh orang tuaku sepertinya banyak sekali rintangan dalam menjalani kehidupan. Mereka harus serba mandiri menghadapi liku-likunya. Mulai dari Bapak yang harus bisa mencukupi Istri dan belasan anak. Bekerja keras keduanya. mencoba dan selalu mencoba dari sebuah kegagalan. Mandiri tanpa harus berkeluh kesah pada orang tua.

Keduanya bekerja sebagai pedagang di Pasar,  ibu berjualan beras sedangkan Bapak berjualan ikan basah. kadang pulang jualan,  dia harus berperan menjadi seorang penjahit pakaian, buat kue pengantin pesanan orang.

Belasan anak bisa mereka sekolahkan dan memberikan Nutrisi gizi yang baik. Dikampung saat itu menjadi sorotan bagi yang lain, karena Ibuku bisa menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi ternama yaitu ITB.

Walaupun hidup pas-pasan tapi kalau untuk makanan buat anaknya selalu makanan istimewa. Jarang banget makan dengan tahu tempe, pasti dengan daging atau ayam. Tidak seperti tetangga yang lainnya, yang lebih mengutamakan perhiasan dibanding makanan bergizi ataupun menyekolahkan anaknya. Pikiran mereka kebanyakan bahwa kekayaan bisa dilihat dari banyaknya perhiasan yang mereka pakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun