Mohon tunggu...
Marwiyah
Marwiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Keindahan: Antara Realita, Harapan, dan Jati Diri

20 April 2025   19:40 Diperbarui: 20 April 2025   19:35 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keindahan adalah salah satu konsep yang paling banyak dibicarakan dalam kehidupan manusia. Hampir setiap hari kita disuguhkan dengan gambaran tentang apa itu indah dari wajah-wajah di media sosial, iklan-iklan produk kecantikan, hingga tokoh-tokoh publik yang dijadikan simbol estetika. Namun, di balik penampilannya yang sering kali tampak sederhana, konsep keindahan menyimpan kedalaman yang luar biasa. Ia bisa menjadi sumber kebahagiaan, tetapi juga tekanan. Ia bisa menyatukan, tapi tak jarang pula memisahkan.

Keindahan sering diasosiasikan dengan penampilan fisik. Wajah simetris, kulit mulus, tubuh proporsional semua ini menjadi gambaran umum tentang sosok yang dianggap "cantik" atau "menarik". Namun, masalah muncul ketika standar tersebut dijadikan tolok ukur tunggal untuk menilai nilai seseorang. Banyak individu, terutama remaja, merasa tidak cukup baik hanya karena tidak sesuai dengan gambaran ideal yang dipopulerkan media. Akibatnya, muncul gangguan citra tubuh, kecemasan sosial, bahkan depresi karena keinginan untuk menjadi "lebih indah".

Di sisi lain, keindahan juga memiliki dimensi yang lebih dalam dari sekadar visual. Banyak orang yang mengatakan bahwa seseorang menjadi lebih menarik bukan hanya karena wajahnya, melainkan karena cara ia tersenyum, berbicara, atau membawa diri. Sikap positif, percaya diri, dan kebaikan hati sering kali memancarkan keindahan yang tidak bisa dilihat oleh mata, melainkan dirasakan. Inilah yang disebut sebagai keindahan dari dalam sesuatu yang tak lekang oleh waktu dan tak bergantung pada usia atau penampilan.

Dalam dunia psikologi, keindahan dapat berperan sebagai sumber motivasi. Seseorang yang merasa dirinya menarik cenderung memiliki rasa percaya diri lebih tinggi, lebih optimis, dan memiliki hubungan sosial yang lebih sehat. Namun, terlalu terobsesi pada penampilan juga bisa menjadi boomerang. Ketika seseorang terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain, rasa syukur dan penerimaan diri akan hilang. Maka, penting untuk membangun keseimbangan antara merawat diri dan mencintai diri apa adanya.

Lebih jauh lagi, keindahan juga menjadi bahan renungan dalam dunia filsafat. Apakah keindahan bersifat objektif, atau sepenuhnya tergantung pada mata yang memandang? Para filsuf seperti Kant dan Hume membahas bagaimana persepsi estetika sebenarnya adalah gabungan dari rasa, akal, dan emosi. Artinya, keindahan tidak bisa dinilai hanya berdasarkan rumus tertentu. Sesuatu bisa tampak indah karena memunculkan rasa damai, haru, atau kagum dalam diri kita. Dalam hal ini, keindahan menjadi pengalaman batin yang sangat personal dan tidak bisa diukur dengan standar umum.

Kesimpulannya, keindahan adalah konsep yang luas dan kompleks. Ia tidak hanya berada pada lapisan luar, tetapi juga dalam perasaan, pikiran, dan cara kita memperlakukan diri sendiri maupun orang lain. Kita mungkin tidak bisa menghindari pengaruh media atau standar sosial yang ada, tetapi kita selalu punya pilihan untuk mendefinisikan keindahan versi kita sendiri. Karena pada akhirnya, keindahan yang sejati adalah ketika seseorang bisa menjadi dirinya sendiri, dengan sepenuh hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun