Mohon tunggu...
Siti Marwanah
Siti Marwanah Mohon Tunggu... Guru - "Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

"Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang tertulis"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rasa (Part 20) Mencari Jejak

19 Januari 2021   19:51 Diperbarui: 19 Januari 2021   19:55 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aisyah memacu gas Vario merah miliknya. Rasa penasaran yang teramat besar membuat rasa sakit yang dia rasakan diabaikan saja. Dirinya ingin mencari tahu siapa yang melunasi biaya rumah sakit saat dirinya di rawat. Lima belas juta bukan uang sedikit apalagi bagi keluarga Aisyah. Dia tidak ingin berhutang budi kepada orang misterius yang tidak mau identitasnya di bocorkan rumah sakit. Aisyah berharap akan menemukan informasi tentang orang itu.

Langkah kakinya menyusuri lorong rumah sakit, sesekali dia melempar senyum kepada setiap orang yang ditemuinya. Dia langsung menuju loket lima dan menyapa petugas yang sedang duduk di depan komputer.
"Selamat pagi mbak," sapa Aisyah.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita berseragam putih yang duduk di depannya.

Gadis berwajah Ayu itu pun menceritakan bahwa dirinya pernah di rawat beberapa hari lalu, dan dia membutuhkan salinan biaya yang sudah dibayarkan saat itu sebagai bukti  yang harus diserahkan ke kantornya. Kisah gadis itu berusaha menutupi alasan sebenarnya.

Setelah menayakan nama lengkap, tanggal dia di rawat serta ruangan yang ditempati, petugas itu pun memintanya menunggu sebentar. Dalam hati Aisyah berdoa berharap dia tidak mendapatkan jawaban yang sama seperti beberapa waktu yang lalu.

Setelah menunggu sekitar sepuluh menit nama Aisyah Larasati akhirnya di panggil dan petugas langsung menyodorkan arsip rincian biaya yang dikeluarkan lengkap dengan tanda tangan orang yang membayar saat itu tanpa nama jelas.

"Maaf mbak, boleh saya foto copy sebentar ," pinta Aisyah.
"Kalau begitu mbak tunggu sebentar biar  saya copykan dulu."
Saat Aisyah menerima rincian tersebut, dia menanyakan kembali identitas orang yang baik hati itu, namun tetap saja jawaban yang sama yang dia peroleh.
"Maaf mbak, kami tidak diizinkan membocorkan nama orang yang membayar biaya rumah sakit mbak saat itu," ungkap petugas.

Dengan langkah gontai Aisyah meninggalkan bagian administrasi setelah mengucapkan terima kasih. Dibukanya lembar demi lembar kertas yang ada di tangan berharap ada petunjuk yang bisa ditemukan. Diamatinya tanda tangan yang tertera di bagian bawah.
"Sepertinya dia pernah melihat tanda tangan seperti ini, tapi dimana?" Tanya Aisyah dalam hati.

Dia jadi teringat surat istirahat yang dia kirim ke kampus beberapa hari yang lalu saat dirinya baru keluar dari rumah sakit. Buru-buru dia berjalan menuju parkiran dan membelokkan motornya ke arah kampus. Dengan harapan yang sama mendapatkan petunjuk.

Sembari berjalan dengan tertatih walau banyak mata memperhatikan dia tetap melangkahkan kakinya menuju ruang administrasi.
"Bu Aisyah kok sudah masuk, padahal kan masih sakit?" Sapa salah seorang dosen saat berpapasan.
"Dia hanya membalas dengan senyuman,"
Kalimat yang sama pun terlontar dari beberapa orang yang ditemuinya di ruang administrasi.

"Saya mau minta tolong dicarikan arsip surat istirahat yang saya kirim beberapa hari lalu," pinta Aisyah kepada salah seorang petugas bagian pengarsipan.
Sambil menunggu, dia pun duduk di salah satu kursi kosong sembari berbincang-bincang dengan pegawai yang ada di sana.
"Surat yang ini ya Bu?" Tanya seorang wanita sembari menyodorkan satu lembar surat keterangan istirahat.
Aisyah langsung membalikkan badan melirik sumber suara. Diamatinya sebentar kertas yang disodorkan, selanjutnya, dia minta tolong dicopykan satu lembar saja.

Gadis dua puluh enam tahun itu pun pamit dan meninggalkan pelataran parkir kampus tempatnya bertugas.
Saat sampai di rumah, gadis itu langsung memarkir motornya di halaman dan dia pun langsung masuk ke kamar untuk membandingkan kedua tanda tangan tersebut. Betapa kagetnya Aisyah mendapati model tanda tangan itu sama persis. Matanya terbelalak melihat nama dr. Fadli Alamsyah tercantum dengan jelas di surat keterangan istirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun