Mohon tunggu...
Siti Marwanah
Siti Marwanah Mohon Tunggu... Guru - "Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

"Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang tertulis"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surgaku Diidha-Mu (Part 19)

20 Mei 2020   10:31 Diperbarui: 20 Mei 2020   10:46 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku masih termenung di ruang tamu, mengingat kejadian menakutkan kemarin malam.

Seseakali terbayang wajah Gina diacara resepsi dua hari yang lalu. Wajah cantik tapi terlihat sendu tidak bersemangat.

"Apakah aku harus menemuinya untuk minta maaf agar hatiku bisa tenang," batinku mencoba mencari solusi.
"Tapi apakah dia mau memaafkanku", perang batin terjadi dalam diriku.
Kegelisahanku membuatku mondar mandir, keluar masuk kamar tidur dan ruang tamu. Akhirnya kuputuskan dan bertekad akan menemuinya sendiri dan menyelesaikan masalah ini sampai tuntas.

Kulihat hp kak Fajar tergeletak di atas kasur. Saat itu kak Fajar sedang di kamar mandi. Kuambil hp tersebut dan  kucoba mencari nama Gina di kontaknya. Tapi nama yang aku cari tidak ku temukan.
"Siapa tahu kak Yanti punya nomornya, gumamku dalam hati.
Akupun keluar kamar dan mencari kak Yanti. Kak Yanti sedang minum teh sendiri di dapur. Kebetulan sejak selesai resepsi dia masih menginap di rumah umi.

"Maaf kak, mengganggu sebentar!!!".
"Ya, ada apa Yu? Tanya kak Yanti
"Boleh aku minta no nya Gina, siapa tahu kakak punya," jawabku membuat kak Yanti langsung melepas teh yang ada ditangannya.
"Untuk apa?"
"Saya hanya mau minta maaf kak, agar aku lebih tenang tidak terus dihantui rasa bersalah."
"Ini bukan salahmu Yu. Dari awal, saat kakak menceritakan masalah ini, saya sudah pernah mengatakan agar jangan sampai hal ini mengganggu pikiranmu," ucap kak Yanti tegas. Mengingatkanku tentang kesepakatan yang sudah kami buat.

"Mungkin dia sekarang sangat marah dan kecewa dengan semua yang terjadi. Tapi semua ini sudah rencana Allah, dan saya yakin Tuhan punya rencana indah untuk Gina dikemudian hari," kak Yanti menjelaskan panjang lebar.

Akupun mengangguk tanpa berani memaksanya untuk memberikan no hp Gina kepadaku.

Entah apa yang ada dipikiran kak Yanti. Sebelum pulang setelah sholat isya dan makan bersama dia menyodorkan kertas kecil berisi angka-angka.
" Apa ini kak?" Tanyaku penasaran
" No yang kamu minta tadi". Jawabnya dengan suara berbisik.
"Terima kasih," jawabku dengan suara hampir tidak terdengar.
Sambil mengambil kertas tadi dan langsung kumasukkan no tadi ke saku rok yang aku pakai agar tidak terlihat oleh orang lain. Sebelum tidur no itu ku save di hp ku agar tidak hilang.

*****

Beberapa hari lagi cuti kak Fajar sudah habis dan itu artinya dia akan masuk kerja. Sementara aturan Pustu adalah dia harus 24 jam tinggal disana, di rumah dinas. Karena aturan tersebut, beberapa hari lagi kami harus pindah ke rumah dinas.
Ada rasa takut karena kondisi kak Fajar yang belum begitu pulih.
Ada rasa khawatir karena aku baru masuk ke suasana baru menjadi ibu rumah tangga, dan belum terbiasa hidup terpisah dengan orang tua.

"Ndak apa-apa, nak," suara umi tiba-tiba mengangetkan ku. Sepertinya dia tahu apa yang sedang aku pikirkan
"Kamu jangan terlalu khawatir, nanti juga umi akan sering kesana," dia mencoba menenangkan ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun