Banjarmasin -- Di tengah gempuran kuliner modern dan tren makanan cepat saji, muncul semangat baru dari generasi muda Banjarmasin yang ingin menjaga cita rasa tradisional. Salah satunya datang dari Indra, pemuda berusia 21 tahun asal Kelurahan Benua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, yang mengembangkan usaha kuliner Bubur Liwar Banar.
Usaha yang telah berjalan selama dua tahun ini menyajikan bubur ayam dengan cita rasa khas Banjar. "Saya ingin menghadirkan makanan sederhana tapi tetap bercita rasa lokal," ujar Indra saat diwawancarai pada akhir Agustus lalu.
Kuliner Tradisional, Sentuhan Modern
Bubur Liwar Banar tidak sekadar menjual makanan, tetapi membawa nilai budaya Banjar dalam setiap mangkuknya. Dengan racikan bumbu khas dan topping beragam seperti ayam suwir bumbu Banjar serta kerupuk lokal, bubur ini menjadi pilihan favorit warga sekitar untuk sarapan.
Indra mengaku masih menjalankan usahanya secara sederhana. "Belum ada business plan tertulis, tapi saya terus berusaha belajar dan berinovasi," katanya. Ia menggunakan pencatatan keuangan manual dan mempekerjakan dua orang tenaga kerja dari lingkungan sekitar.
Meski skala usahanya masih mikro, Bubur Liwar Banar memiliki dampak ekonomi dan sosial yang nyata. Usaha ini membuka lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi lokal lewat penggunaan bahan baku dari pemasok sekitar Benua Anyar.
Promosi Digital Jadi Kunci
Sebagai anak muda yang melek teknologi, Indra memahami pentingnya promosi digital. Ia aktif memasarkan produknya lewat media sosial seperti Instagram dan Facebook. Strategi ini menjadi kunci utama dalam memperluas jangkauan pasar di tengah persaingan usaha kuliner yang semakin ketat.
"Kalau tidak promosi di media sosial, susah bersaing. Orang sekarang lebih banyak pesan lewat online," jelasnya.
Namun, ia juga menyadari masih ada banyak hal yang perlu dikembangkan, seperti inovasi rasa, kemasan yang lebih menarik, hingga sertifikasi halal dan izin PIRT agar produknya lebih dipercaya konsumen.
Peduli Lingkungan di Tengah Usaha Kecil