Mohon tunggu...
Marwah Mufidah Alkhanza
Marwah Mufidah Alkhanza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa aktif semester 5 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Memiliki minat besar pada bidang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suasana Kereta di Hari Sabtu

1 Oktober 2022   23:29 Diperbarui: 3 Oktober 2022   21:15 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia berupa deskripsi impersionistis. 

Waktu pagi di hari Sabtu aku gunakan waktu itu untuk kembali ke rumahku. Aku menaiki kereta dari Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Tanah Abang. Saat itu stasiun dipenuhi lautan manusia yang berbaju nonformal. Sepertinya mereka ingin berlibur atau menuju tempat wisata. Kereta datang dan aku segera masuk dengan hati-hati. Di dalam kereta ada anak kecil, orang tua, remaja, sampai lansia. Aku berdiri di dalam gerbong karena bangku sudah terisi penuh. Ada hal yang cukup menarik bagiku saat berada di dalam gerbong kereta, yaitu ketika lagu yang bergenre musik blues diputarkan dalam gerbong itu. Aku tidak mengetahui apa judul lagunya, tetapi makna lirik dalam lagu tersebut sangatlah dalam. Belum selesai lagu itu diputar, kereta sudah sampai di Stasiun Tanah Abang.

Aku lanjutkan perjalanan dengan kereta lain menuju Stasiun Manggarai lalu transit ke Stasiun Depok. Aku berdiri di dalam gerbong bagian depan khusus untuk wanita. Di sana aku dapat melihat masinis yang megendarai kereta api dengan tenang. Aku dapat mengamati hal-hal baru tentang perkeretaapian yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Di dalam ruang kemudi itu aku melihat pedal kendali, timer, pengukur jarak antar stasiun, sound system, dan pastinya telepon sebagai alat komunikasi. 

Tak terasa kereta sudah sampai di Stasiun Depok. Aku pun turun dan keluar dari kereta. Suasana di stasiun tak jauh berbeda dari stasiun sebelumnya, panas dan ramai. Orang-orang berulang-aling menuju tempatnya. Aku melihat banyak orang membawa barang yang begitu banyak dan besar, mungkin saja mereka baru berbelanja. Aku segera berjalan ke arah luar stasiun, menunggu ayahku menjemputku. Sambil menunggu, aku membeli susu kedelai yang dibumbui dengan es, sangat segar rasanya ditenggorokan. Tiba-tiba ayahku menelepon dan mengatakan sudah sampai di stasiun. Aku pun segera menghampiri ayahku dan pulang menuju rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun