Di tengah perumahan yang cukup padat di daerah Sidoarjo, tepatnya di Jalan Dr.
Soetomo, blok GE, nomor 7, Wisma Tropodo, terdapat sebuah rumah yang dulunya selalu
ramai oleh suara tawa anak-anak dan suara khas dari joystick PlayStation. Rumah tersebut
adalah milik Andre Endrayana Sasmita, seorang warga biasa yang punya ide cerdas
membuka bisnis rental PS dan konter pulsa. Tapi meskipun ada dua jenis usaha di sana,
rental PS-lah yang paling laris dan jadi favorit banyak orang.
"Dulu itu rame banget, sampe anak-anak ngantri buat main PS. Bahkan ada yang rela nunggu satu jam
cuma buat bisa main bareng temennya," ujar Andre sambil mengenang masa-masa kejayaan rental PS
miliknya
Andre pertama kali membuka rental PS ini pada tahun 2002. Katanya, saat itu dia cuma
iseng-iseng aja ngikutin trend yang lagi booming.
"Sebenernya saya hanya mengikuti trend pada zaman itu sih. PS / PlayStation kan lagi rame-
ramenya, semua orang suka main, dari anak kecil sampai bapak-bapak," jelas Andre.
Yang bikin bisnis ini makin rame, menurut Andre, adalah lokasi rumahnya yang strategis.
Selain berada di kawasan perumahan, rumahnya juga dekat dengan perkampungan. Jadi,
semua kalangan bisa mudah akses ke tempat rental ini.
"Anak-anak kampung kan biasanya main di luar tuh, kaya main layangan, bola, dan sebagainya.
Nah, dengan adanya rental PS ini, mereka bisa ngerasain teknologi zaman sekarang juga,"
tambahnya.
Namun sayangnya, semua itu berubah sejak datangnya pandemi COVID-19 pada tahun
2020. Semenjak pemerintah mengumumkan lockdown dan memberi himbauan untuk
tetap di rumah, tempat rental PS ini perlahan mulai sepi pengunjung.
"Rental PS ini jadi sepi tuh semenjak adanya virus Corona yang udah nyebar ke Indonesia. Kan
pemerintah nyuruh semua orang di rumah aja kalau gak ada keperluan penting. Ya otomatis
tempat saya jadi sepi, soalnya orang-orang takut keluar," kata Andre.
Sekarang, meskipun pandemi udah mulai mereda, kebiasaan orang-orang juga udah
berubah. Banyak anak-anak dan remaja yang sekarang lebih memilih main game di HP
atau punya konsol sendiri di rumah. Belum lagi munculnya berbagai game online gratis
yang bisa dimainkan kapan saja tanpa harus keluar rumah.
"Jujur aja, sekarang beda banget sama dulu. Sekarang tuh anak-anak lebih suka main game
online di HP. Udah nggak kayak dulu yang semangat banget ke rental cuma buat main Winning
Eleven atau Tekken bareng temen," ujar Andre dengan nada sedikit sedih.
Meski begitu, Andre tetap bersyukur pernah merasakan masa kejayaan rental PS-nya. Ia
juga nggak menyesal udah membangun bisnis ini dari nol.
"Yang penting saya pernah ngerasain senangnya punya usaha yang bisa bikin banyak orang
bahagia. Apalagi pas liat anak-anak tertawa bareng temennya sambil main PS, itu rasanya
puas banget," katanya.
Saat ini, meskipun rental PS-nya udah nggak seramai dulu, Andre masih tetap
menjalankan konter pulsa yang berada di rumah yang sama. Ia mengaku belum punya
rencana besar untuk mengembangkan usaha baru, tapi tetap terbuka dengan segala
kemungkinan.
"Kalau ada peluang bagus lagi, ya mungkin saya bisa coba bangkitin usaha yang lain. Tapi
untuk sekarang, saya fokus di konter pulsa dulu," tutup Andre.
Itulah kisah tentang bisnis rental PS yang dulunya ramai, tapi sekarang harus menghadapi
kenyataan pahit karena perubahan zaman dan pandemi. Cerita ini bukan cuma tentang
bisnis, tapi juga tentang bagaimana perubahan global bisa mempengaruhi usaha kecil di
sekitar kita. Semoga ke depannya, makin banyak ide kreatif yang bisa membantu para
pelaku usaha kecil untuk bangkit lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI