Kolonial Belanda memanfaatkan orang- orang asli diri Keresidenan Dairi (Pakpak Pertaki), diturunkan Pertaki pakpak Simsim yang punya imajinasi ukir, diturunkannya Pertaki Pakpak Pegagan sebagai tuan  pembangunan dan punya ilmu kebal tersohor pada jaman itu.Â
Pertaki Pakpak Kelasen, memiliki ahli besi, berimajinasi mengepak ulir-ulir besi, yang diyakini sebagai pengikat bagian demi bagian Jembata. Â Pertaki pakpak Boang, simpihir ni Tulan, mengamankan kehidupan dan penghidupan pada masa itu. Pertaki Pakpak Keppas pandai bertutur kata, keuletan dan ketangguhan, yang dirinya siap untuk dipenggal sebagai tumbal kesuksesan jambatan itu berdiri kokoh.
Masyarakat asli suku Pakpak dapat disimpulkan bahwa suku Pakpak sebagai pundak, pemikul bahkan korban hidup, terbangunnya Jembata itu. Sebagai corong terdepan, pemecah ide dan gagasan kolonial Belanda saat itu
Dengan begitu, Kolonial Belanda peka betul memanfaatkan kemampuan, menggerakkan tenaga tenaga lokal, yang diyakini mampu menyelesaikan jembatan megah berarsitektur di jaman itu.Â
Jembatan itu telah berdiri tegak, sebagai saksi penghantar manusia, kekayaan alam dan kekayaan lainnya dari Keresidenan Dairi. Bahkan Jembata itu diyakini penghubung antara sesama bangsa dan suku. Bangunan kokoh tinggi dan menjulang, sepertinya ingin menunjukkan kegagahannya.
Perjalanan sejarah jembatan itu (Jembata Renun) bisa disandingkan dengan Jembata Merah di Solo, ataupun jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika, perjalanan sejarah yang sama dalam mendirikan. Perjalanan sejarah menumpahkan semangat perjuangan. Jembatan sebagai lambang peradaban, membuka akses keterbukaan. Sebagai ikon buah pikiran Manusia.
Kini Jembatan Renun, telah berbenah dari masa ke masa, berubah sesuai perubahan jaman manusia. Jembatan Renun sebagai penghubung suku-suku bangsa, memobilisasi kebutuhan hidup manusia. Kisah ini menggambarkan situasi pada jaman itu. Tergantung kita menafsirkan dan memahami.
Marudut Parsaoran
Sidikalang, 18/05/2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI