Mohon tunggu...
Marudut Parsaoran Anakampun
Marudut Parsaoran Anakampun Mohon Tunggu... Penulis - Hidup harus berekspresi, menulis dan berpikir.

Perjalanan hidup sesorang dimulai dari titik nol dan terbentuk sendiri oleh alam dan lingkungan. Perjalan hidup akan membentuk jati diri dan karakter . tanpa disadari kita akan dipaksa untuk membuat suatu pilihan, pilihan itu yang akan menentukan siapa kita. jiwa dan raga akan berjalan beriringan namum tidak akan bersatu. tetapi dalam satu titik ada masa untuk bertolak belakang.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Yang Gaji Kamu Siapa? Pemerintah Vs Kitab Suci Fik*i

1 Februari 2019   19:59 Diperbarui: 1 Februari 2019   20:19 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Manusia ini kelihatan sudah tak manusiawi lagi, resiko Pemilu mencemarkan kerukunan antar umat manusia. Pemilu menjadi bumerang penghancur bangsa, Nyatanya. Seharusnya demokrasi itu mencerminkan hidup berdampingan dan saling menghargai.

Manusia akan memangsa sesama manusia menjung-jung tinggi pemikiran dan ideologi tertentu dalam menempuh proses demokrasi pemilu itu sendiri. Hingga demokrasi itu dijadikan menjadi alat kekuasaan, kedigdayaan.

 Apa benar manusia itu paham tentang demokrasi. Atau memang paham pada pemikirannya saja. Nah itu dia masalahnya. Manusia jadikan demokrasi  arena ring pertarungan yang sesungguhnya. Pertarungan hidup dan mati mendapatkan pemimpin dan kekuasaan, manusia tak sadar ternyata manusia itu sendiri terluka dan tersakiti. 

Apa gunanya hidup berdemokrasi, tetapi manusia tersakiti, terbelenggu oleh dendam dan amarah. Sahal dikit main lapor lapor, buat berita hoax tanpa ada bukti. Sikut sana sikut sini. Hantam sana hantam sini.

Atau memang itu hanya musim ini, musim dimana demokrasi berjalan. Entah lah. Mungkin manusia jadi korban dari demokrasi ciptaan manusia., Atau memang ini hanya sebuah fiksi dan ilusi yang fakta dan data nya kita tidak tau kapan datangnya. 

Baiklah, saya mulai paham apa yang dikatakan oleh ilmuwan fisikawan enstein, pada waktu dan ruang tertentu benda, golongan dan pikiran akan mengalami titik jenuh tanpa diketahui kapan, bagaimana, dan dimana itu terjadi.

Oke, saya paham. I see. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun