Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Pengharapan, Mengupayakan Penghargaan dan Hubungan dengan Sesama

24 April 2025   09:15 Diperbarui: 24 April 2025   09:08 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hubungan dan Penghargaan sebagai pilar pendidikan. Sumber: https://strobeleducation.com/blog

John C. Maxwell, penulis dan motivator ulung, mengatakan, "Orang tidak peduli seberapa banyak yang Anda ketahui, hingga mereka tahu seberapa jauh Anda peduli." Dalam kehidupan yang sangat dinamis dan dalam dinamika di keluarga, kantor, komunitas, lembaga, atau pun kelompok tertentu, seringkali "siapa anda" akan terabaikan dalam perjalanan waktu karena setiap pribadi akan mulai memberikan perhatian pada "apa yang anda lakukan" untuk kebaikan bersama. Perhatian, kepedulian, empati, simpati, dan segala bentuk relasi positif menjadi begitu penting dan abadi dalam sebuah dinamika keseharian yang berkesinambungan.

Pendidikan sejatinya merupakan proses memanusiakan manusia menuju taraf insani dalam sebuah formasi berkesinambungan yang bermakna dan penuh daya. Pendidikan seharusnya memberikan pengharapan bagi siapa saja yang ada di dalamnya untuk kualitas kehidupan yang lebih baik, bukan hanya sebagai pribadi mandiri namun juga dalam konteks relasi dan interaksi dengan sesama sebagai sebuah komunitas yang saling menghidupkan. Pendidikan tanpa pengharapan pada waktunya akan mati dan usang dalam derasnya arus kehidupan karena setiap pribadi akan merasa sendiri dan penuh kesia-siaan dalam hidupnya.

Belajar dari seorang ahli pemasaran, Rod Nichols, menyatakan sesuatu hal yang penting dalam bisnis, "Jika Anda memperlakukan setiap pelanggan dengan cara yang sama, Anda hanya akan berhasil dalam dua puluh lima hingga tiga puluh persen dari kunjungan Anda, karena Anda hanya akan berhasil dengan satu tipe kepribadian saja. Namun jika Anda belajar bekerja efektif dengan semua jenis kepribadian, Anda dapat berhasil seratus persen." Menjadi jelaslah, bahwa kemampuan membangun relasi dengan beragam pribadi menjadi penentu yang signifikan untuk kesuksesan.

Pendidikan sebagai proses penuh pengharapan senantiasa menjadi tempat yang tepat bagi siapapun di dalamnya untuk masuk dalam formasi diri sehingga mampu membangun relasi baik dan mendalam dengan siapapun sehingga melahirkan kolaborasi, sinergi, dan militansi dalam pengembangan kualitas diri dan komunitas. Pendidikan sudah waktunya berfokus pada pengolahan kolaborasi budi, hati, dan sikap untuk menonjolkan nilai-nilai kemanusiaan (life values) yang mengembangkan satu sama lain.

Terkadang sangat miris dan ironis ketika melihat sekolah-sekolah begitu ambisius menuntut penguasaan materi bagi anak-anak usia dini seperti play group dan taman kanak-kanak. Mereka harus belajar dan menguasai materi-materi akademik yang terkadang justru melahirkan rasa frustrasi bagi mereka. Anak-anak yang seharusnya gembira bermain bersama teman-teman, yang seharusnya mengeksplorasi berbagai potensi diri, yang seharusnya banyak mengenal sesama dalam berbagai dinamika, justru terperangkap dalam ambisi materi yang berujung pada prestasi. Anak-anak seusia itu sesungguhnya sangat penting dan bermakna jika mereka mempunyai banyak kesempatan untuk memahami orang lain dalam permainan, dinamika, dan pembelajaran yang menyenangkan.

Pendidikan pengharapan sudah seharusnya memberikan peluang besar bagi pendidik dan anak-anak untuk mengasihi orang lain lewat segala dinamika yang ada. Siapapun dalam pendidikan sejatinya mampu memimpin dirinya untuk memberikan kasih dan perhatiannya pada orang lain. Pendidikan hendaknya memberikan kesempatan untuk menjadi manusia yang utuh, yakni cerdas (head), bernurani dan berbelarasa (heart), dan peduli pada sesama (hand).

Pendidikan penuh makna dalam relasi mendalam. Sumber: https://www.waterford.org/blog
Pendidikan penuh makna dalam relasi mendalam. Sumber: https://www.waterford.org/blog
Humanisme sungguh-sungguh menjadi inti dalam pendidikan pengharapan sehingga mengedepankan sisi-sisi manusia dalam setiap langkah dan dinamikanya dengan menghargai setiap pribadi sebagai pribadi berpotensi dan menjalin relasi baik untuk kolaborasi dan sinergi hidup. Tanpa semua itu, hidup akan terasa gersang dan pada akhirnya mati sia-sia. Setiap orang tak ada yang mampu melakukan segala sesuatu sendiri dalam kehidupan ini, pasti membutuhkan orang lain. Kerja sama dan relasi dengan orang lain sejatinya adalah kebutuhan absolut dalam hidup ini.

Albert Einstein, Ahli Fisika, mengatakan, "Situasi kita di bumi ini memang aneh. Masing-masing dari kita datang untuk kunjungan singkat, tanpa mengetahui alasannya, namun terkadang tampaknya demi suatu tujuan yang ilahi. Namun dari sudut pandang kehidupan sehari-hari, ada satu hal yang kita tidak ketahui, bahwa manusia ada di bumi demi kepentingan manusia lainnya." Sebuah penegasan yang bermakna bahwa manusia sejatinya menjadi harapan bagi sesamanya untuk bertumbuh kembang dan berdaya guna. Relasi atau hubungan dengan sesama sungguh menjadi keutamaan dalam kehidupan ini.

Dalam sebuah cerita pendek yang berjudul The Capital of the World karya Ernest Hemingway, tampak jelas ditunjukkan tentang betapa pentingnya hubungan dalam kehidupan ini.

Cerpen ini bercerita tentang seorang ayah serta putera remajanya, Paco namanya, yang hubungan mereka retak. Setelah anak pergi meninggalkan rumah, sang ayah memulai perjalanan panjang untuk menemukannya. Akhirnya, sebagai upaya terakhir, sang ayah memasang iklan di surat kabar setempat di Madrid. Bunyinya, "Paco anakku, temuilah ayah di depan kantor surat kabar ini besok siang... segalanya sudah ayah ampuni... Ayah sayang kamu." Keesokan paginya, di depan kantor surat kabar tersebut hadir delapan ratus pemuda bernama Paco, dengan keinginan untuk memulihkan hubungannya yang retak.

Hubungan senantiasa menjadi sebuah pengharapan untuk selalu baik dan bermakna dalam kehidupan ini, baik dengan keluarga, sahabat, teman, dan sesama. Begitu banyak orang berharap menjalin hubungan baik dengan siapapun dalam kondisi apapun dan kapanpun. Hubungan senantiasa menjadi nyala api kehidupan yang memberikan jalan baik dan semangat kuat untuk memaknai kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun