Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Impian: Menjadikan Orang Lain Lebih Berharga dan Nyata

5 Mei 2023   11:30 Diperbarui: 5 Mei 2023   11:28 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: joshvanberkel.com

Impian bukanlah mimpi yang hilang di saat terbangun. Impian sejatinya sebuah motivasi diri untuk menjadi manusia berkualitas, bersumbangsih pada sesama, dan membangun dunia yang lebih baik. Humanisme sudah pastinya menjadi roh sekaligus selimut kehidupan yang memberikan kehangatan tentang hidup yang cerah dan penuh makna.

Penyair India, Rabindranath Tagore pernah menulis, "Semua yang tidak diberikan akan hilang". Kebaikan dan kemurahan hati pada sesama adalah sebuah harta mulia dan luhur yang sejatinya dimiliki oleh setiap orang dan niscaya bisa dibagikan dan disalurkan pada sesama secara gratis dan tulus. Namun, semuanya itu akan hilang dalam setiap pribadi manusia karena ada keengganan dan ketumpulan nurani untuk berbagi pada sesama. Kebaikan dan kemurahan hati yang diberikan pada sesama tidak akan pernah menimbulkan kerugian, justru menjadi pembelajaran moral dan nurani yang begitu bermakna dalam merangkai sisi-sisi humanisme di dunia yang begitu kompleks ini.

Sumbangsih pada sesama sejatinya tidak harus berbentuk uang atau benda, namun masih banyak cara yang menjadikan orang lain lebih bersemangat, berguna, dan mantap dalam menata hidup yang lebih berkualitas. 

Meluangkan waktu dan energi untuk mendengarkan keluh kesah atau pengalaman hidupnya pun dapat menjadi kesempatan yang baik bagi kita menjadi pendengar yang baik, dan bisa jadi momen itu menjadi penguatan bagi hidup mereka. Bahkan, mendengarkan ide atau impian sesorang bisa jadi menjadi kesempatan yang baik bagi kita untuk mendorong mereka lebih mantap berjuang dalam menggapai dan mewujudnyatakan ide atau impian itu.

Banyak orang membaca atau mendengar dan memahami kisah penemuan Isaac Newton mengenai Hukum Gravitasi setelah mengamati jatuhnya sebutir apel. Sangat sesederhana itu dan menjadi hukum yang begitu ampuh hingga masa sekarang. Yang tidak banyak diketahui orang adalah bahwa Edmund Halley, astronom yang menemukan Komet Halley, adalah satu-satunya orang yang berjasa menjadikan Teori Newton terkenal.

Pada waktu Halley menantang Newton untuk memikirkan dan mengkaji kembali teori itu secara lebih menyeluruh. Ia mengoreksi berbagai kesalahan matematis Newton dan menyiapkan angka-angka geometris yang mendukung. Bahkan, Halley tidak saja mendorong Newton untuk menulis karya besarnya, Mathematical Principles of Natural Philosophy, tetapi juga menyuntingnya, mengadakan supervisi untuk penerbitannya, dan membiayai pencetakannya, meskipun sebenarnya Newton dengan mudah dapat membayar biaya cetak itu.

Kemurahan hati dan kebaikan Halley menghantarkan Newton menjadi terkenal dengan teorinya. Bahkan, bisa jadi Halley justru kalah terkenal dibandingkan Newton hingga saat ini, namun tentunya ada kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi Halley telah membantu Newton mencapai impiannya. Totalitas dan loyalitas Halley pada sisi humansime memberikan sumbangsih besar kehidupan Newton, lebih dari itu bagi perkembangan dunia. Jika Halley tidak melakukan semua itu, bisa jadi kita tidak mengenal Teori Newton saat ini.

Ada banyak kesempatan dalam hidup ini yang bisa dilakukan untuk mengembangkan diri, membantu sesama, dan memajukan dunia lewat berbagai dinamika kehidupan yang ada. Nilai-nilai humanisme yang tercermin dalam setiap tindakan baik dan penuh nurani senantiasa memberikan nilai lebih atas segala pengalaman hidup yang dilalui. Setiap orang sejatinya memiliki impian hidup yang ingin diraih sebagai sebuah tujuan sekaligus semangat untuk menghidupi hidup ini. 

Pada akhirnya, humanisme dalam komitmen pada kebaikan dan kemurahan hati pada sesama senantiasa menjadi impian setiap pribadi manusia untuk memanusiakan manusia menuju taraf insani, manusia berkualitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun