Kekuatan pikiran seringkali menembus batas ruang dan waktu, bahkan menembus keyakinan yang justru melemahkan kekuatan pikiran itu sendiri.
Akal budi manusia begitu hebat dalam mengolah segala dalil dan fenomena kehidupan ini sehingga tak jarang menghasilkan kekaguman-kekaguman yang memberi corak pada peradaban dengan segala kemajuan-kemajuan dunia yang ada. Dunia digital dengan segala teknologi dan aplikasinya senantiasa memberikan warna yang berbeda di zaman ini dibanding 10, 20, 30, atau 100 tahun yang lalu. Harus diakui kehebatan manusia dalam mengolah akal budi dalam mengoptimalkan segalanya demi kehidupan yang baru.
Tanya rahib: "Semua gunung dan sungai ini, bumi dan bintang-bintang, dari manakah asalnya?"
Kata Guru: "Pertanyaanmu dari manakah asalnya?"
Terkadang dalam kehidupan ini tidak semuanya harus dipertanyakan dan dicari jawabannya. Keagungan dan keluhuran Sang Pencipta sesungguhnya adalah sesuatu yang absolut, yang patut disyukuri dalam kerendahan hati dan kejernihan budi bahwa betapa baik dan murah hatinya Sang Pencipta pada manusia dan semesta. Pertanyaan terkadang menjadi tanda kemajuan manusia dalam belajar dan berkarya sebagai bentuk kritis dan kemauan untuk berkembang. Tidak bisa dihindari kemajuan zaman hingga saat ini berawal dari pertanyaan dan akhirnya menjadi aksi untuk menemukan jawaban bagi kehidupan zaman.
Manusia semestinya selalu kembali pada diri sendiri dalam refleksi dan kontemplasi hidup demi menjalin komunikasi batin dengan-Nya yang melahirkan kebijaksanaan dalam hidup setinggi dan sehebat apapun dalam karya.
Pada saatnya kekuatan pikiran, eksplorasi ide, inovasi zaman, dan segala daya upaya pengembangan harus dihadapkan pada penyerahan diri dan kerendahan hati bahwa ada sesuatu yang agung dan mahakuasa atas hidup manusia dan semesta, yang manusia tidak mungkin menandingi kuasa-Nya.Saatnya untuk kembali ke kandang, diri kita masing-masing, untuk melihat kembali ke dalam diri kita masing-masing dalam merefleksikan kehidupan setiap hari dan membangun kontemplasi diri atas penyelenggaraan ilahi Dia dalam hidup kita. Sejatinya manusia kuat dalam karya yang melibatkan pikiran, nurani, jiwa, dan raga demi kehidupan dalam realita. Di sisi lain, manusia sudah layak dan sepantasnya untuk membangun hidup rohani dalam doa dan permenungan hidup yang mengandalkan Sang Ilahi dalam kehidupan. Keseimbangan keduanya adalah sebuah kebutuhan primer kehidupan bagi manusia yang membentuk manusia menjadi manusia yang seimbang dan menyeluruh dalam kehidupan.
Kembali ke Kandang, adalah sebuah permenungan hidup di malam hari menjelang menuju pembaringan jiwa dan raga setelah seharian merangkai kisah kehidupan lewat segala dinamika yang ada. Terinspirasi dari buku "Burung Berkicau" karya Anthony de Mello SJ (1984, Yayasan Cipta Loka Caraka), renungan malam dalam bingkai "Kembali ke Kandang" ini mencoba memaknai hidup yang penuh makna ini sehingga hidup menjadi lebih hidup lewat kutipan kisah penuh makna dari Anthony de Mello.
@