Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tatkala Fajar (24): Meja Pingpong, Sehat Jiwa dan Raga sebagai Keutamaan

17 Juni 2021   11:41 Diperbarui: 17 Juni 2021   12:03 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. bp-guide.id

Aku memiliki bentuk kotak dan berkaki empat. Tubuhku didominasi warna biru. Aku memiliki hiasan berupa garis -- garis putih di tengah dan di sekliling tubuhku. Aku kuat, sering dipindahkan, dan sering disatukan dengan tubuhku yang setengah. 

Aku terbuat dari bahan yang  bisa dimakan rayap. Sebagian dari tubuhku adalah penghantar listrik yang baik. Tetapi, aku sudah mulai kotor. Banyak debu dan goresan menjadi bagian tubuhku. Fungsi utamaku adalah sarana olahraga. Biasanya sih aku dipakai maksimal 4 orang. Ketika dipakai, aku senang mendengarkan irama ketukan dari bola, seperti mengajakku untuk menari.

Aku biasanya merasa sakit ketika ada sesuatu yang dipukul ke badanku. Aku tidak tahu benda apa yang dipukul, tetapi aku tahu kalau benda itu biasa dibuat olehraga tersebut. Selain itu, terkadang ada tangan-tangan nakal yang memukul aku. Entah karena emosi kekalahan, atau yang lain, aku tidak tahu pasti juga. Aku sedih pula karena aku jarang dipakai. Aku dipakai hanya dua kali dalam seminggu. Selain hari itu aku hanya diam menunggu dan tidak terpakai. Duka dan kesedihan yang aku rasakan hanya sedikit sih.

Sukacitaku tentunya lebih banyak dari kesedihan dukaku. Sukacita ku datang saat aku dibuka dan disatukan dengan tubuhku yang setengah. Selain itu, juga ketika aku dipakai untuk berolahraga, aku juga senang karena dapat membantu. Disini aku juga senang karena ada tiga teman-temanku yang lain yang selalu ada bersamaku. 

Lalu, teman-temanku yang berolahraga juga teman-temanku yang selalu membuat aku bahagia. Kebahagiaan yang lain adalah badanku yang tidak pernah kehujanan, jadi badanku selalu kering dan selalu siap digunakan.

Ilustrasi. bp-guide.id
Ilustrasi. bp-guide.id
Aku berharap supaya siapapun yang membutuhkanku tidak memukulku atau merusak aku. Aku berharap juga kalau saat aku sakit, obatilah aku dengan sepenuh hati. Selain itu, aku berharap supaya aku lebih sering digunakan, karena aku merasa kurang berguna disini, karena hanya dipakai dua kali dalam seminggu. Impianku supaya siapapun yang ingin mengembangkan bakat dan mencapai cita-cita dengan menggunakan aku, impian tersebut tercapai. Itu juga tidak lepas dari tiga temanku yang selalu ada kalau aku sedang sibuk.

Aku bangga aku menjadi diriku, karena peranku di sini tidak bisa digantikan oleh siapa -- siapa. Lapangan basket, lapangan sepakbola, lapangan voli, atau yang lainnya. Mereka hanya akan mempersulit kalian yang ingin bermain olahragaku. 

Aku bangga juga karena berkat bantuanku, banyak teman -- temanku yang sudah juara di perlombaan -- perlombaan. Selain itu, aku juga bangga kalau badanku selalu sehat, berat badanku tidak pernah turun apalagi naik. Selain itu, kebanggaanku adalah sifat kesetiaanku. Aku sangat setia terhadap teman -- temanku.

Inilah kisahku. Kisah duka maupun senang. Kisah membanggakan ataupun kisah yang memalukan. Inilah aku, Sang Meja Pingpong yang berbentuk kotak dan berkaki empat. Inilah aku, yang memiliki banyak teman serta dengan tulus ikhlas membantu siapa saja yang membutuhkan. 

Aku juga siap sedia kalaupun ada kesedihan yang melanda karena mentalku sudah kuat dan ada tiga teman yaitu tiga meja pingpong yang lain yang siap selalu menemaniku dan membantuku menghadapi itu. Begitulah kisahku, Terima Kasih dan Salam Kenal.

Why#riF

*Tatkala Fajar: adalah sebuah kisah reflektif yang belajar kebijaksanaan dari benda-benda yang ada di sekitar manusia. Semesta benar-benar begitu kaya akan kebijaksanaan hidup dan menjadi kesempatan bagi manusia untuk mendewasakan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun