Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tatkala Fajar (22): Kran, Pribadi yang Tangguh dan Tak Mudah Mengeluh

15 Juni 2021   04:04 Diperbarui: 15 Juni 2021   04:00 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. properti.kompas.com

Aku adalah sebuah benda padat yang terbuat dari besi ataupun logam. Postur tubuhku sangatlah unik, berbentuk lengkungan dan ada bagian tubuhku yang dapat diputar.

Aku dapat hidup di berbagai tempat, contohnya seperti  di toilet dan juga tempat terbuka tertentu. Pada umumnya aku dan saudara-saudaraku memakai kostum berwarna silver atau abu-abu yang mengkilap, tetapi ada juga yang berwarna lain. 

Closet, wastafel, selang air, dan juga tembok adalah sahabat-sahabat baikku yang setia menemani hari-hariku. Meski bertubuh kecil, aku adalah pribadi yang cukup kuat dan tangguh. Panas, hujan, dan cuaca ekstrim tak membuatku goyah dan jatuh sakit.

Meski tubuhku ini kecil dibandingkan dengan sahabat-sahabatku yang lain, tetapi manfaat dan kegunaanku tak sekecil tubuhku, melainkan besar dan tidak kalah penting. 

Terkadang ada orang yang mempedulikanku dan juga ada yang tidak peduli terhadapku. Tangan-tangan tak bertanggung jawab kerap kali membuka tubuhku tanpa menutupnya kembali. 

Perbuatan tangan manusia yang seperti itu dapat mebuatku sakit masuk angin karena air dingin yang terus mengalir melalui tubuhku.  Air yang selalu membasahi tubuhku membuatku menderita, karena hanya menimbulkan karat-karat yang membuat penampilanku jelek dan terlihat menjijikkan.

Aku merasa senang, meskipun banyak duka lara yang kuhadapi, aku masih memiliki banyak sahabat di sekitarku yang selalu setia menemaniku, seperti tembok dan wastafel. 

Kesedihan tak lagi menyelimuti hatiku, karena kutahu tak ada artinya. Hujan, panas, dan cuaca ekstrim, tak membuat tubuhku yang mungil ini sakit karena aku adalah pribadi yang kuat. 

Terkadang ada orang yang mau peduli terhadapku, aku sangat senang jika ada orang yang mau memanfaatkanku dengan baik, tetapi ada juga yang tidak mempedulikanku. 

Bagaimana jika aku mengamuk dan marah? Aku tak mau lagi membantu banyak orang. Tapi aku senang dapat berguna bagi banyak orang. Bayangkan tanpa kehadiranku, siapa yang akan mengalirkan air, apakah air itu akan keluar dari temanku, tembok?

Ilustrasi. www.pikist.com
Ilustrasi. www.pikist.com
Aku yang memiliki nasib malang ini hanya bisa berharap, semoga aku dapat memiliki umur yang panjang dan juga dapat bertahan hidup lebih lama. 

Tak lupa juga aku berharap, semoga tak ada lagi tangan-tangan manusia yan tak bertanggung jawab yang hanya memutar tubuhku tanpa menutupnya kembali. 

Aku juga memiliki satu impian, tak ada salahnya juga aku yang tua dan berkarat ini mempunyai impian. Impianku adalah agar aku medapat kostum yang baru dan tak ada lagi karat-karat coklat yang menempel di tubuhku, tapi itu semua tidak akan terjadi, apalah dayaku yang hanya di pandang sebelah mata.

Bentuk yang beragam dan bervariasi serta kostum yang berwarna mengkilap menjadi kebanggaanku tersendiri. Dengan lengkungan di tubuhku dan tuas yang berbentuk indah menjadikan diriku lebih percaya diri. 

Aku juga bangga terhadap manfaat apa yang dapat kuberikan, karena tak semua sahabatku memiliki manfaat yang sebenarnya tak terlihat tetapi cukup penting. 

Kebanggaan yang lain adalah aku dapat digunakan oleh banyak orang meskipun terdapat derita dari air dingin yang merasuki tubuhku, tetapi aku tetap bangga dengan profesiku ini. Tahan banting dan tahan dari cuaca-cuaca yang ekstrim juga menjadi kebanggaanku.

Mungkin itulah semua yang dapat kukatakan, apakah kalian mengenalku atau bahkan tidak mengenalku. Inilah aku sebuah kran air yang mungil, tua, dan berkarat yang setiap hari. 

Toilet ataupun kamar mandi sudah menjadi rumahku yang sangat kucintai. Tembok, wastafel, closet, dan selang air telah menjadi sahabatku sampai aku setua ini. 

Terima kasih kepada para sahabatku yang setia menemani hari-hariku dan juga kepada manusia yang telah peduli terhadapku. 

Aku juga mengucapkan selamat kepada saudara-saudaraku yang memiliki nasib baik dan hidup lebih layak. Bila kalian merasa senang aku pun dapat merasakannya. Semoga bila aku tak ada lagi di dunia ini, jangan lupakan aku dan kenanglah aku seperti aku mengenang kalian.

Why#daV

*Tatkala Fajar: adalah sebuah kisah reflektif yang belajar kebijaksanaan dari benda-benda yang ada di sekitar manusia. Semesta benar-benar begitu kaya akan kebijaksanaan hidup dan menjadi kesempatan bagi manusia untuk mendewasakan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun