Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tatkala Fajar (20): Sabun, Berkarya Tanpa Kata tapi Penuh Makna

4 Juni 2021   04:04 Diperbarui: 4 Juni 2021   07:11 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. www.lazada.co.id

Wangi adalah sesuatu yang harus dia punya. Dia hidup di sebuah tempat khusus. Tempat tinggalnya yang berwarna putih dan memiliki jendela cukup untuk menampungnya. Tempat itu dijuluki "Krisbow" oleh orang-orang. Dia juga tidak pernah berbicara apalagi berkembang biak. Itu adalah sesuatu yang mustahil baginya. Meskipun begitu, orang-orang sering menjumpai dirinya. Tetapi saat bertemu dengan orang, hidupnya terancam. Orang-orang selalu menekan rumahnya dan itu membuat beberapa tubuhnya harus hilang. Hari demi hari tubuhnya semakin hilang karena ditekan orang. Dan pada akhirnya, tempat yang dijuluki "Krisbow" ini, harus menunggu untuk kehidupan yang selanjutnya. Ya, itu adalah sabun cair kamar mandi.

Hidupku di dunia ini tidaklah enak. Bahkan lebih banyak dukacita daripada sukacita. Penderitaanku yang paling parah adalah saat kegiatan sadar lingkungan di sekolah. Para siswa dan siswi itu adalah pelakunya. Bagaimana tidak ia menggunakan diriku untuk membersihkan piring dan sendok yang kotor. Mereka pikir aku ini siapa!!! Aku datang ke dunia ini hanya untuk membersihkan tangan-tangan yang kotor dan penuh dengan kuman. Tetapi, aku malah disalahgunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Bukan aku saja yang menderita, teman aku si wastafel bahkan ia sampai tersedak karena menerima sisa-sisa makanan. Aku hanya bisa menangis dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Walaupun aku memiliki masa-masa yang kelam, masih ada sukacita di dalam diriku, yaitu pada saat istirahat sekolah. Mereka siswa-siswi biasanya akan ke kamar mandi dahulu entah untuk pipis, BAB, atau mencuci tangan. Yang paling aku tunggu-tunggu adalah saat mereka ingin mencuci tangan. Aku berharap mereka tidak lupa dengan diriku karena aku sudah menunggu-nunggu. Dan mereka tidak melupakan aku. Aku sangat senang karena sebagian tubuh aku ini digunakan untuk mencuci tangan mereka yang penuh dengan kuman itu. Apalagi yang habis buang air besar itu. Pasti dia selalu mengharapkan aku disitu. Karena dia pasti tidak mau tangannya yang hanya dibersihkan dengan air itu langsung memegang makanan atau memegang anggota tubuh teman. Di saat itulah aku senang karena diriku dibutuhkan.

Ilustrasi. lifestyle.kompas.com
Ilustrasi. lifestyle.kompas.com
Harapanku di dunia ini tidaklah tinggi-tinggi amat. Hanya sederhana saja. Aku hanya ingin diperlakukan oleh manusia dengan semestinya. Gunakan saja beberapa bagian tubuhku untuk mencuci tangan-tangan kalian yang kotor dan penuh dengan kuman. Jangan gunakan tubuhku ini selain untuk mencuci tangan. Aku tidak ingin lagi kejadian saat sadar lingkungan terjadi lagi. Aku harap manusia mengerti hal itu. Impianku adalah aku ingin diriku ini selalu digunakan oleh para manusia. Entah saat istirahat, saat mereka ingin  makan, ata saat mereka selesai kencing, BAB. Sehingga hidupku bisa cepat dan tidak terlalu lama hinggap di kamar mandi. Itu semua merupakan harapanku dan impianku di dunia ini.

Jangan kira menjadi sabun cair tidak memiliki kebanggaan sama sekali. Menjadi sabun cair merupakan kebanggan bagiku. Aku bisa menyelamatkan kalian dari sakit perut jika kalian mencuci tangan dengan aku. Aku bisa membuat tangan kalian harum lagi jika kalian selesai melakukan BAB atau kencing. Tidak hanya itu, yang membuat aku bangga juga adalah aku memiliki rumah sendiri. Tidak seperti alat kebersihan yang lain, yang hanya diletakkan di luar atau dimasukkan semua ke lemari. Di situ aku merasa diistimewakan karena punya rumah sendiri walaupun kecil.

Ya, itu semua adalah cerita tentang kehidupanku di dunia ini. Hanya satu yang kuinginkan di dunia ini. Aku ini hidup di dunia ini hanya sebentar, jadi aku minta untuk para manusia melakukan aku sebagaimana mestinya. Meskipun tidak semua melakukannya, aku hanya bisa berdiam diri. Apa lagi yang bisa aku lakukan selain berdiam diri? Jadi, aku ingin memberi tahu kalian bagi yang membaca atau mendengarkan kisahku ini. Jangan menjadi seperti aku. Jika harga diri kalian diinjak-injak, berusahalah untuk melawan. Buatlah prestasi yang bisa membuat lawanmu terdiam. Dan jangan malah diam dan tidak melakukan apa-apa. Jadilah orang yang berguna bagi masyarakat. Sekian dari aku, terima kasih.

Why#luS

*Tatkala Fajar: adalah sebuah kisah reflektif yang belajar kebijaksanaan dari benda-benda yang ada di sekitar manusia. Semesta benar-benar begitu kaya akan kebijaksanaan hidup dan menjadi kesempatan bagi manusia untuk mendewasakan diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun