Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keluarga adalah Pendidikan Pengharapan

6 Maret 2018   09:11 Diperbarui: 6 Maret 2018   09:19 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mempertimbangkan kesadaran kritis, komitmen, dan membangun habitus adalah sebuah cara yang tepat memberi solusi pada keadaan bangsa secara berkesinambungan lewat pendidikan humanis. Dalam kerangka humanisasi, pendidikan humanis harus dimulai dari keluarga sebagai pilar sekaligus komunitas utama. Keluarga dapat menjadi sekolah humanis secara terus-menerus karena keluarga dapat dikendalikan oleh keluarga itu sendiri tanpa harus menanti kebijakan pemerintah. Sedangkan sekolah hanyalah pelengkap dalam pengembangan aspek pribadi dan sosial dalam ranah membangun masyarakat.

Sebagai pendidikan humanis yang utama, keluarga pastinya harus memiliki habitus positif yang dikembangkan dan tentunya orang tua sebagai figur teladan. Keluarga pula dapat mengembangkan kurikulum khusus untuk "pembelajaran" dari pagi sampai malam. Orangtua benar-benar menjadi guru sejati dalam mendampingi anak dalam proses belajar berbagai hal tentang kehidupan.

Sebuah keyakinan, keluarga yang didesain secara baik pasti akan menumbuhkan manusia baik pula yang berkembang dalam akal, nurani, tindakan, dan komitmen hidup. Harus disadari, banyak permasalahan di masyarakat terjadi bersumber dari ketidakberesan dalam keluarga.

Keluarga Humanis

Pendidikan keluarga sebagai dasar pendidikan nasional bahkan menjadi modal membangun mentalitas bangsa haruslah menjadi prioritas. Keluarga sebagai komunitas erat kaitannya dengan nilai-nilai humaniora di dalamnya. Pertama, keteladanan merupakan aspek  bermakna dalam keluarga. Orangtua sebagai pendidik sekaligus sahabat bagi anak tentunya berharap yang terbaik untuk anaknya. Oleh karena itu, orangtua akan berusaha menjadi sosok teladan bagi anak-anaknya. Proses belajar terjadi untuk aspek ini di mana anak akan belajar yang baik dari orangtuanya dan sebaliknya orangtua akan belajar memberikan contoh yang baik pula dalam berbagai hal untuk anaknya.

Kedua, habitus menjadi proses pembelajaran yang sangat baik dalam keluarga. Setiap keluarga pastinya memiliki habitus atau kebiasaan yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisinya.


Banyak habitus yang bisa dikembangkan di dalam keluarga, seperti: sopan santun, membaca, berdoa, mengucap salam, beres-beres rumah, jalan-jalan, rekreasi keluarga, sharing, waktu tanpa handphone, olahraga bersama, dan sebagainya. Dalam konsep habitus keluarga ini, komitmen menjadi pelajaran utama untuk menciptakan kesinambungan dan kedalaman esensi habitus.

Ketiga, tanggung jawab akan memberikan kesempatan masing-masing anggota keluarga untuk belajar dan mengusahakan tanggung jawabnya secara optimal. Keluarga akan belajar berbagai nilai kehidupan dalam setiap tanggung jawab yang diterima, seperti: kejujuran, kerja keras, peduli, kesabaran, dan kreativitas.

Ada banyak tanggung jawab dalam keluarga yang dapat dijadikan sarana belajar, seperti: menata taman, membereskan meja makan, mencuci, merapikan tempat tidur, mencari nafkah, mendidik anak, dan sebagainya.

Dengan demikian, keluarga adalah pendidikan pengharapan yang utama dalam menciptakan mentalitas bangsa yang berkualitas dan humanis. Daripada terus-menerus mengutuk keadaan bangsa yang kacau atau pendidikan nasional yang tidak humanis, mari menyalakan "lilin" harapan dalam pengembangan pendidikan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun