Berita tentang kepergian Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada usia 88 tahun, pada pukul 07.35 pagi, hari Senin, 21 April, di apartemen Casa Santa Marta, memberikan dampak yang mendalam tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh dunia. Pengumuman ini disampaikan dengan "rasa duka yang mendalam" oleh Kamerlengo, Kardinal Kevin Farrell, melalui sebuah pernyataan yang dirilis pada pukul 09.56 pagi waktu setempat
Pemakaman Paus
Pada sore hari 21 April, jenazah Paus Fransiskus dibawa ke Kapel Santa Marta di Vatikan, sesuai dengan ketentuan dalam Ordo Exsequiarum Romani Pontificis. Pada pukul 20.00, Kamerlengo memimpin upacara penetapan kematian dan penempatan jenazah dalam peti mati. Penyebab kematian akan diumumkan setelah upacara selesai. Pemusnahan cincin Pescatore, menjadi simbol dimulainya masa sede vacante atau tahta lowong. Kardinal yang menjabat sebagai Kamerlengo akan melepas cincin dari jari Paus yang telah meninggal dan mematahkannya di hadapan perwakilan Kolegium Kardinal.
Dekan Kolegium Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re, yang menjadi perwakilan keluarga Kepausan di Roma, serta direktur dan wakil direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Negara Kota Vatikan berkumpul pada pukul 19.45 di Kapel Santa Marta. Pemindahan jenazah ke Basilika Vatikan untuk penghormatan umat beriman kemungkinan akan dilakukan pada pagi hari Rabu, 23 April. Rincian lebih lanjut, termasuk tanggal pemakaman, akan diumumkan pada hari Selasa, 22 April, setelah rapat internal para Kardinal dan pertemuan teknis pertama dengan kardinal yang hadir sebelum konklaf.
Dengan mengubah Ordo Exsequiarum Romani Pontificis, Paus Fransiskus telah memutuskan untuk dimakamkan di basilika Santa Maria Maggiore, yang terletak di dekat stasiun Termini di dalam Kota Roma, bukan di dalam kota Vatikan. Dalam dokumen yang sama, Paus yang bernama asli Bergoglio juga menyederhanakan ritus pemakaman, yang akan diikuti dengan "novendiali", yaitu Perayaan Ekaristi untuk mengenang Paus, yang akan dirayakan selama sembilan hari berturut-turut. Kardinal Dekan Re akan memimpin Misa pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, yang juga akan membuka "novendiali", sembilan hari berkabung bagi Gereja Katolik.
Sede Vacante dan Pemanggilan Konklaf
Selama fase sede vacante ini, Gereja dipimpin sementara oleh Kamerlengo Farrell dan Kardinal Dekan Re. Re, yang sudah berusia 91 tahun dan tidak termasuk dalam pemilih di konklaf, bersama dengan Wakil Dekan Leonardo Sandri yang juga tidak berhak memilih, akan memanggil Kolegi Kardinal: 252 kardinal, terdiri dari 135 pemilih dan 117 non-pemilih. Selama sede vacante, setiap pagi dan sore akan diadakan kongres umum khusus untuk Kolegium Kardinal hingga hanya kardinal pemilih yang memasuki konklaf. Dalam pertemuan ini, keputusan-keputusan penting akan diambil untuk Gereja selama masa sede vacante.
Konklaf akan dipanggil dalam periode antara 15 hingga 20 hari setelah kematian Paus dan dimulainya sede vacante. Namun, dengan modifikasi yang diperkenalkan oleh Benediktus XVI, jika kardinal pemilih sudah tiba di Roma, aturan ini bisa disesuaikan dan pemilihan bisa dimulai lebih awal.
Selamat jalan Paus Fransiskus, terima kasih telah memimpin kami dengan hati yang indah, dan jadilah pendoa bagi kami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI