Seorang mahasiswa yang benar-benar mahasiswa. Makasudnya? Jawabannya hanya bisa dijawab jika sidang pembaca sudah berjalan-jalan ke lapkanya dan coba telusuri karyanya satu persatu. Setiap tulisanya sangat berkelas, bukan sekedar menulis tetapi unsur edukasi begitu nyata. Berharap pendapat kita sama.
Satu tulisanyanya yang kekinian bangat adalah mudahnya generasi milenial berkarya. Apa edukasinya di sana pak?, "warnet terus warnet terus". Pernah dengar ucapan orang tua seperti ini. Generasi milenial pun selalu disalahkan dalam hal ini. Sebagian besar saya setuju karena anak-anak sering menyalahgunakan kepercayaan orang tua. Tetapi perlu kita tahu juga sekarang bukan zamanya main masak-masakan atau karet gelang. Selain itu, K 13 sebagian besar aktifitas KBM berhubungan dengan internet. Hal ini penting juga buat saya dan kita yang beda zaman pahami putra-putri kita, dengan kata lain mari kita bijak dalam bersikap, (maaf tidak menggurui).
Anak muda terus berkarya, aksara dan diksi adalah identitasmu. Terus cerahkan generasimu dengan karya yang intlektual. Salam kenal.
- Tutut Setyorinie
Sama halnya dengan mbak Latif dan mas Bagas, Tutut Setyorinie beliau pun seorang mahasiswa. Yang muda berkarya; seperti itulah kesannya.
Menulis semua orang bisa tetapi memberi roh pada tulisan tidak semua orang bisa (termasuk saya), tetapi cerpenis yang satu ini bisa. Bagi orang yang selalu mengandalkan logika, "apa kabar langit" kesanya aneh dan tidak masuk akal. Tetapi coba pahami salah satu kumpulan puisi tersebut dan renungkan. Di sana ada kritik sosial yang sangat kritis. Mungkin terinspirasi dari sang legenda Iwan Fals.
Saat saya mencoba menelusuriaya satu persatu penggalan inspirasi dari sang novelis muda ini, jujur saya iri, "kenapa gue ga bisa sehebat dia". Salam kenal sobat muda, hiduplah seribu tahun lagi lewat karya -- karyamu. Â
- Sigit
Halo mas Sigit, salam kenal. Apa yang membuat saya mengagumi orang ini. Jawabanya ada pada kemauan dan semangatnya yang luar biasa dalam menulis. Kok tahu?, baca dulu kisahnya. Saya dan 9 Tahun Kompasiana. Di sana ada jawabanya. Ada gunda gulana, ada tantangan, ada juga bahagia. Semuanya terus berproses. Salut mas dengan semangatnya menulis. Terus menulis untuk dikisahkan pada anak cucu.
- Tujuh siapa?, biar waktu yang menjawab. Saya baru sekitar 6 hari belajar menulis di kompasiana; jadi belum telusuri semua karya inspiratif yang mampu membuat saya berlama-lama membacanya. Ada rekomendasi?
Demikian 6 dari tujuh orang yang menginspirasi saya. Tentunya penilaian ini subjektif sekali, tetapi sekali lagi bahwa mereka yang saya sebutkan tadi kemampuan menulisnya melebihi saya, jadi pantas untuk dijadikan tempat bertanya dan belajar. Saya percaya masih banyak kompasianer yang hebat, bahkan mungkin lebih hebat dari sobat-sobat yang saya sebutkan di atas. Ini hanya soal waktu untuk saling bertukar tutur, ide, dan gagasan. Salam kenal semuanya. Terus menulis, satu dalam karya. Salam.