Kita hidup dalam budaya "kurang". Kurang sukses, kurang cantik, kurang kaya. Kita berlari seolah-olah suatu hari nanti akan sampai di garis finish dimana kita akhirnya bisa berkata, "Sekarang saya cukup." Tapi 2.300 tahun lalu, filsuf Yunani Epicurus sudah mengingatkan: "Jangan merusak apa yang kau miliki dengan menginginkan apa yang tidak kau miliki."
Jerat "Nanti" yang Tak Pernah Tiba
Kita semua terjebak dalam pola pikir:
- "Nanti kalau gajinya sudah dua digit..."
- "Nanti kalau sudah punya mobil baru..."
- "Nanti kalau followers sudah tembus sepuluh juta..."
- "...baru saya akan bahagia."
Tapi "nanti" itu seperti ufuk - semakin kita mendekatinya, semakin ia menjauh.
Yang Terabaikan di Depan Mata
Sambil sibuk mengejar apa yang belum kita miliki, tanpa sadar kita mengabaikan:
- Kesehatan yang masih baik
- Hubungan yang tulus
- Pekerjaan yang menopang hidup
- Waktu luang yang bisa diisi dengan hal bermakna
Kita seperti sedang memegang mutiara, tapi sibuk mencari kerang.
Merasa Cukup: Bukan Berhenti Bermimpi
Epicurus tidak mengajak kita berpuas diri. Dia mengajak kita untuk merasa cukup - mampu menghargai apa yang sudah dimiliki sambil tetap berkembang.
Ini tentang menemukan kepuasan dalam perjalanan, bukan hanya menunggu sampai di tujuan.
30 Detik untuk Membuka Mata
Coba berhenti sejenak dan tanyakan:
- Apa yang sudah saya miliki yang patut disyukuri hari ini?
- Apakah yang saya kejar ini benar-benar akan membahagiakan, atau hanya memuaskan sesaat?
- Bisakah saya belajar bahagia dengan apa yang ada, sambil tetap bermimpi?
Kebahagiaan Sederhana ala Epicurus
Filsuf ini menemukan bahwa sumber kebahagiaan sejati justru ada dalam hal-hal sederhana:
- Persahabatan yang tulus
- Kebebasan untuk berpikir
- Ketenangan batin
- Hidup yang sederhana
Dia tidak anti kekayaan, tapi mengingatkan: jangan sampai kita mengorbankan hal-hal yang benar-benar berharga hanya untuk mengejar yang tidak perlu.
Mulai Hari Ini
Kita bisa memulainya dengan:
- Berhenti membandingkan: Hidup kita bukan kompetisi
- Menemukan kepuasan dalam yang sederhana: Kopi pagi, percakapan bermakna, udara segar
- Bersyukur secara aktif: Menyadari bahwa kita sudah memiliki banyak hal baik
- Menikmati proses: Bahagia dalam perjalanan, bukan hanya menunggu hasil
Kebahagiaan bukan tujuan yang harus dicapai, tetapi cara kita menjalani hidup. Bukan sesuatu yang kita dapatkan "nanti", tetapi sesuatu yang kita rasakan "sekarang".
Mungkin sudah waktunya kita berhenti merusak hari ini dengan mengkhawatirkan besok, dan mulai menghargai hadiah yang sudah ada di depan mata - hidup kita sendiri, dengan segala keunikan dan keberadaannya yang istimewa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI