Mohon tunggu...
Marta DuwiLestari
Marta DuwiLestari Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa

Mencoba untuk memulai

Selanjutnya

Tutup

Money

Petani Karet di Kabupaten Way Kanan

23 September 2019   16:54 Diperbarui: 23 September 2019   18:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Way kanan merupakan kabupaten yang ada di Lampung namun jarang sekali diketahui oleh banyak orang. Karena Way Kanan sendiri adalah kabupaten baru yang ada di Lampung yang disahkan pada 27 april 1999. Banyak hasil pertanian yang ada di way kanan contohnya saja  kopi, lada, sawit, jagung dan masih banyak lagi hasil pertanian yang ada di way kanan. tetapi,Mata pencarian utama yang ada di kabupaten way kanan yaitu sebagai petani karet.

whatsapp-image-2019-09-14-at-23-06-52-5d8862f4097f361eee77c392.jpeg
whatsapp-image-2019-09-14-at-23-06-52-5d8862f4097f361eee77c392.jpeg
               Dokpri: Petani karet didesa negri bumi putra kec.blampangan umpu Selasa (06/08/2019)

Apa sih sebenarnya tanaman karet itu? Tanaman karet atau  dalam bahasa latin Hevea brasiliensis merupakan tanaman dengan memiliki pohon yang tumbuh tinggi, berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Karet mulai bisa di deres pada awal tahun ke enam setelah  penanaman jadi masa belum menghasilkan tanaman karet adalah lima tahun.

Pada musim penghujan untuk menghasilkan getah karet dapat dideres pada kapan saja tetapi jangan pada saat pohon karet dalam keadaan basah karena dapat memicu adanya jamur pada batang karet tersebut. Pada musim kemarau untuk mendapatkan getah karet yang maksimal, dereslah sebelum matahari terbit. Sedangkan pada musim gugur atau yang sering disebut dengan istilah trek oleh masyarakat Way Kanan ini menyebabkan penurunan hasil getah, trek ini biasanya terjadi satu tahun sekali yang terjadi pada bulan agustus.

Masa kejayaan petani karet di Way Kanan diawal tahun 2012, khususnya di dusun Sidodadi desa Negri Bumi Putra yang harganya kisaran Rp.15.000;00, itu pun harga karet mingguan, harga ini berlangsung pada tahun 2016. Haga ini dikarenakan masih minimnya karet yang siap deres di desa tersebut. Pada tahun selanjutnya harga karet mengalami penurunan diakarenakan banyak tanaman karet yang siap di deres. Hingga di tahun 2019 ini mengalami penurunan yang sangat drastis bagaimana tidak harga karet kering bulanan saja hanya seharga Rp.10.500;00/perkilogram, karet mingguan Rp.9.500;00/perkilogram harga pabrik, sedangkan harga petani berkisar Rp.4.500;00 sampai Rp.6.500;00/perkilogram tergantung pada kualitas karet.

Harga di tahun ini tidak sebanding dengan kerja keras petani karet, karena banyak rintangan yang harus dialami oleh petani karet khususnya di desa Negri Bumi Putra, contohnya saja pada musim penghujan untuk sampai di kebun karet saja membutuhkan perjuangan yang cukup panjang bagaiman tidak dengan kondisi jalan yang licin dan sempit serta medan yang terjal belum lagi dengan keadaan motor yang seringkali mesin motor nyangkut dikubangan yang diakibatkan oleh ban rante kendaraan lain, terbayang susahnya untuk sampai ke kebun karet tersebut belum lagi saat pulang membawa kotak yang berisi karet yang lumayan berat. Sedangkan rintangan yang dialami saat kemarau yaitu pada saat ingin membekukan karet biasanya hanya mengambil air sungai yang ada di dekat kebun saat kemarau tidak lagi karena sungai kering jalan satu-satunya yaitu membawa air menggunakan jerigen dari rumah.

Kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari yang semakin meningkat mengakibatkan ketidak sesuaiannya dengan pendapatan yang diterima  petani dari pengasilan karet tersebut. Sehingga petani harus bisa menghitungkan antara penghasilan yang didapat dengan pengeluaran yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari. Karena jika tidak adanya perhitungan yang tepat maka petani akan kekurangan atau tidak memiliki uang untuk simpanan dalam menghadapi sesuatu hal yang sekiranya akan mendesak. Maka dari itu, hal yang sebenarnya harus dipahami bahwa dalam bertani karet memanglah tidak mudah, banyak hambatan dan suka duka yang dialami petani karet.

By: Marta Duwi Lestari

Nim: 522019021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun