Konflik keluarga, terutama jika terjadi secara terbuka di depan anak, dapat memengaruhi perkembangan psikologis mereka secara signifikan. Anak-anak usia sekolah dasar (SD) berada di tahap perkembangan kognitif dan emosional yang sensitif di mana mereka belajar memahami hubungan sosial dan membuat pola pikir mereka sendiri. Saat mereka menyaksikan pertengkaran kecil antara orang tua atau anggota keluarga lainnya, mereka tidak hanya melihat apa yang terjadi, tetapi juga belajar bagaimana menyelesaikan konflik dan perbedaan pendapat.
Anak-anak di sekolah dasar seringkali hanya menafsirkan situasi dari pengamatan, tanpa memahami konteks sepenuhnya. Misalnya, anak bisa merasa cemas atau bersalah ketika orang tua sering berdebat, meskipun konflik itu tidak berkaitan dengan mereka, Anak-anak secara tidak sadar mulai mengembangkan pemikiran bahwa konflik adalah sesuatu yang menakutkan atau bahkan normal jika diselesaikan dengan berteriak atau menyalahkan satu sama lain. Â Ini dapat berdampak pada cara mereka menangani masalah di sekolah atau bermain bersama teman.
Namun, tidak semua konflik memiliki efek yang merugikan jika ditangani dengan baik. Jika anak-anak melihat orang dewasa menyelesaikan konflik dengan cara yang dewasa dan penuh pengertian, mereka akan belajar keterampilan menyelesaikan masalah dan komunikasi yang sehat. Misalnya, dengan meminta maaf satu sama lain dan menjelaskan keadaan anak, orang tua mengajarkan anak bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan dapat diselesaikan tanpa menyakiti satu sama lain. Ini akan menanamkan pada anak pola pikir positif dan kemampuan sosial yang baik.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap interaksi di rumah, terlepas dari seberapa kecil, memberikan pelajaran unik bagi anak. Anak-anak dapat tumbuh dengan pola pikir yang sehat, kemampuan untuk mengelola emosi mereka, dan pemahaman yang baik tentang dinamika hubungan jika mereka dibesarkan dalam lingkungan yang aman secara emosional. Meskipun konflik tidak dapat dihindari, cara Anda menanganinya adalah penting untuk membangun karakter dan pola pikir anak yang kuat dan optimis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI