Mohon tunggu...
Marsha Ranti
Marsha Ranti Mohon Tunggu...

sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

LGBT Juga Manusia

26 Januari 2018   16:04 Diperbarui: 26 Januari 2018   16:22 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LGBT dalam ruang lingkup Hak Asasi Manusia

Silahkan anda membuka International Covenant on Civil and Political Rights (https://treaties.un.org/doc/publication/unts/volume%20999/volume-999-i-14668-english.pdf) dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 

Apakah anda menyadari sesuatu?dalam kedua dokumen tersebut, tidak pernah ada istilah "kaum LGBT" atau "kaum heteroseksual", yang digunakan adalah "warganegara";"every human being";dan "anyone". Ini berarti, sebagai makhluk hidup dan warganegara, LGBT juga setara dengan anda semua. Sama-sama memiliki hak-hak yang sama untuk hidup, mendapatkan pekerjaan, dilindungi oleh pemerintah, hidup layak, menyuarakan pendapat, memiliki hak berpolitik dan sejuta hak lainnya. 

Saya harus katakan bahwa saya sungguh terkejut membaca berita bahwa 41% menolak hak hidup LGBT. Bayangkan!41% orang tidak ingin LGBT hidup di Indonesia!(lihat https://tirto.id/survei-smrc-41-persen-warga-indonesia-tolak-hak-hidup-lgbt-cDMP). 41% orang menganggap dirinya Tuhan yang bisa memutuskan siapa yang berhak hidup dan siapa yang harus mati. Menyedihkan.

LGBT di mata Tuhan

Saya tidak akan berbicara banyak karena saya juga bukan Tuhan. Tapi entah mengapa, akal sehat saya selalu berfikir bahwa Tuhan itu tidak pernah salah. 

Bahkan disaat manusia melihat sesuatu sebagai "azab";"kutukan";"laknat"; dan sejuta istilah lain yang biasa digunakan, pada akhirnya selalu ada akhir yang indah. Itulah Tuhan, Dia tidak pernah salah, termasuk pada saat Dia menciptakan LGBT. Saya tidak akan berani mengatakan LGBT itu sebagai suatu kesalahan, karena saya akan menyalahkan Tuhan yang Maha Sempurna.

Kesimpulan

Kesimpulan ini adalah kesimpulan hasil pemikiran saya pastinya, bukan hasil riset selama 7 tahun. Kaum LGBT juga manusia, mereka bisa merasakan cibiran yang anda suarakan. 

Mereka juga merasa sedih saat membaca berita-berita dan opini-opini orang yang negative terhadap dirinya. Mereka menangis saat menghadapi penolakan dan mendapat stigma bahwa mereka adalah bentuk nyata laknat, orang dengan gangguan jiwa, kaum yang dikutuk oleh Tuhan. 

Ingat, LGBT tidak membutuhkan persetujuan anda untuk mencintai siapa pun yang ingin dicintainya, oleh karenanya janganlah menghakimi mereka dengan cara-cara yang kejam. Toh mereka tidak menghakimi anda kan apabila anda mencintai orang lain setulus hati?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun