Mohon tunggu...
Marsha Putri Audya
Marsha Putri Audya Mohon Tunggu... Universitas Lambung Mangkurat

Hi, aku Marsha Putri Audya biasa dipanggil Arsha.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Langit, Satelit Udah Tau Kamu Kebanjiran

16 Oktober 2025   00:00 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:39 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data dari satelit Sentinel-1 digunakan untuk memetakan wilayah terdampak banjir di Texas. Area berwarna biru muda menandakan genangan air, sedangkan abu-abu menunjukkan daratan kering. Sumber: NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL) / ESA Sentinel-1 (2023) 

Banjir udah jadi langganan banyak wilayah di Indonesia. Tapi di balik itu, ada teknologi canggih yang diam-diam terus “ngawasin” bumi dari luar angkasa, bukan buat kepo, tapi buat bantu kita mencegah bencana. Yup, itu adalah penginderaan jauh.

Secara sederhana, penginderaan jauh adalah cara mendapatkan informasi tentang permukaan bumi tanpa kontak langsung, melainkan lewat alat sensor yang dipasang di pesawat atau satelit. Dengan teknologi ini, ilmuwan bisa tahu kondisi bumi tanpa harus turun langsung ke lapangan. Bayangin aja, kita bisa lihat seberapa parah genangan air di suatu daerah cuma lewat layar komputer.

Dalam urusan banjir, penginderaan jauh berperan penting banget. Citra satelit dari Landsat, MODIS, atau Sentinel-1 bisa mendeteksi perbedaan antara permukaan air dan daratan (Jain et al., 2005). Dari situ, para peneliti bisa bikin peta sebaran banjir secara cepat dan akurat, sesuatu yang krusial waktu bencana datang tiba-tiba.

Gak cuma itu, teknologi ini juga bisa memantau perubahan tutupan lahan. Misalnya, makin banyak area yang dibangun, makin sedikit air yang bisa meresap ke tanah, dan hasilnya? Air ngendap di permukaan, banjir pun makin sering datang (Ward et al., 2013). Dengan penginderaan jauh, semua perubahan itu bisa dipantau dari waktu ke waktu.

Keunggulan lain dari teknologi ini adalah kemampuannya memantau area luas secara berkala. Daerah yang sulit dijangkau pun tetap bisa diawasi. Kalau digabung sama sistem informasi geografis (GIS), datanya bisa diolah buat bikin model prediksi banjir yang lebih akurat (Schumann et al., 2009). Jadi, pemerintah dan tim tanggap bencana bisa siap lebih cepat sebelum air naik.

Penginderaan jauh membuktikan bahwa gak semua yang “memantau dari jauh” itu negatif. Kadang justru karena teknologi ini, banyak nyawa bisa terselamatkan. Satelit memang gak punya perasaan, tapi lewat data yang dikirimnya, kita bisa paham kapan bumi sedang “tidak baik-baik saja”. Dan dari situlah langkah mitigasi dimulai bukan dari kepanikan, tapi dari pengetahuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun