Mohon tunggu...
Maria Septi
Maria Septi Mohon Tunggu... karyawan -

Let it flow

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menunggu Kepastian

4 Juli 2018   11:37 Diperbarui: 4 Juli 2018   11:43 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era digital yang serba cepat saat ini, dengan kecepatan pergerakan informasi dalam hitungan detik, menunggu kabar berita pastilah hal yang menggusarkan dan mengesalkan. 

Setiap kejadian yang ada dibelahan dunia ini dapat kita akses dengan cepat dengan bantuan internet dengan berbagai pilihan aplikasi yang ditawarkan. Contohnya hasil pertandingan piala dunia yang berlangsung  nun jauh dibelahan lain dunia ini, hanya dengan membuka mbah google dan sejenisnya informasi dengan cepat dapat kita dapatkan tanpa menunggu dalam waktu yang lama.

Kemudahan mencari dan menunggu informasi membuat sebagian dari kita dengan mudah mendapatkan informasi apa yang terjadi  saat ini dan waktu sebelumnya . Namun dibalik kemudahan mencari informasi masih tetap ada bagian yang tidak dapat kita cari yaitu apa yang akan terjadi di masa depan. Jangankan tahu apa yang terjadi  besok, beberapa detik kedepan tentunya kita tidak pernah tahu. Begitu pula dengan kemungkinan adanya bencana seperti tenggelamnya kapal di Danau Toba baru- baru ini .

Sebagai salah seorang masyarakat yang lahir di pulau Sumatera, sudah berkali-kali saya dan keluarga berlibur ke danau ini. Danau itu selalu tenang dan sangat indah. Sejauh mata memandang tidak ada riak air laksana gelombang laut. Ujung ke ujung yang tidak terlihat terkadang membuat kita tidak percaya bahwa Danau Toba adalah danau tebesar se Asia Tenggara.

Bencana tenggelamnya kapal  yang santer dibahas akhir-akhir ini, membuat kita pasti merasa ngeri. Kapal yang pastinya tidak kecil biasa hilang bagai ditelan bumi, sebuah misteri yang tak pernah kita duga. Sebagai penonton kita tentunya sangat terheran dan takjub saat mengetahui dibalik ketenangan danau toba dia juga sangat dalam hampir mencapai 505 meter (1.657 kaki), di lokasi kejadian dengan suhu yang semakin kebawah kurang dari 0 derajat celcius. 

Tak ada yang mampu menyelam untuk mencapai kedalaman itu, bahkan tim BASARNAS, kementerian, dan seluruh pemerintah yang sudah berjuang lebih kurang 2 minggu dalam proses pencarian dengan mendatangkan Alat Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) untuk mencari bangkai kapal, sampai menyatakan menyerah dalam pencarian.

Para keluarga korban tentunya sangat berduka, dalam ketidakpastian akan ditemukannya anggota keluarga mereka. Ada yang kehilangan anak, kehilangan suami, kehilangan satu paket keluarga mulai dari ayah, ibu, anak, kakek dan nenek yang pastinya tidak bisa menyangka kenapa kejadian ini bisa terjadi. Mereka menunggu penuh harap, mencoba mencari tahu, berharap kalau kalau ada keajaiban datang. Hingga akhirnya pemerintah menyatakan kita hentikan pencarian dengan berbagai pertimbangan dan mencegah adanya korban baru.

Derai tangis anggota keluarga yang terekam di beberapa media pada saat diskusi penghentian pencarian, mengalirkan rasa duka yang mendalam bagi banyak orang. banyak pro kontra yang muncul, bahkan saat diskusi di interupsi oleh pihak yang menyatakan diri perwakilan dari keluarga korban, yang menimbulkan kegaduhan. 

Ada yang tidak terima namun banyak juga keluarga yang belajar mengikhlaskan keluarganya.  Seorang ibu yang kehilangan suami berkata " atik olo ma ibana paimahon kapal selanjutna, dang pola lao ho ale amang ni butet "( andai kamu mau menunggu kapal selanjutnya, kamu gak harus pergi bapak butet) katanya lirih. 

Air matanya sudah habis terkuras selama dua minggu, dibenaknya mungkin juga ada khawatir tentang apa yang akan dilakukannya untuk menghidupi ke empat anaknya yang duduk dibangku sekolah. Andai dia bisa mencari tahu kapan dia akan menjadi Janda dan tidak mendadak, mungkin akan lebih tenang

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi akan masa depan. Tapi ditengah mudahnya akses informasi sebagai pembelajaran bagi kita, mari untuk mencari tahu informasi dengan baik untuk fasilitas umum yang kita tumpangi. Mari untuk lebih kritis saat memang ada ketidaksesuain dan mengajak orang-orang untuk peduli tentang keselamatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun