Di tahun 2020 ini mestinya kita sudah tidak asing lagi dengan anjuran untuk mencuci tangan. Adanya pandemi Covid-19 meningkatkan kesadaran kita untuk lebih menjaga kebersihan, terutama kebersihan diri. Kini sudah banyak pamflet, poster, brosur yang ditempel di tempat-tempat umum dan juga media sosial yang memberitahukan tentang tata cara cuci tangan yang baik dan benar.
Cuci tangan juga kini sudah menjadi rutinitas yang wajib dilakukan sehari-hari, sebisanya harus dilakukan sesering mungkin guna mencegah penyebaran virus Covid-19.
Untuk cuci tangan sendiri dapat dibagi menjadi dua teknik. Yang pertama menggunakan air mengalir dan sabun dan yang kedua dengan menggunakan sanitizer. Nah, kira-kira dari dua teknik tersebut lebih efektif mana ya?
Center for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan untuk mencuci tangan menggunakan sabun setidaknya selama 20 detik dibawah air mengalir. Ini merupakan cara yang paling baik, karena mampu membasmi setiap jenis kuman dan virus yang terdapat di tangan serta bahkan dapat membersihkan bahan-bahan kimia yang menempel pada tangan.
Molekul pada sabun juga sangat efektif untuk menghancurkan membran permukaan beberapa bakteri dan virus, termasuk Novel Coronavirus. Selain itu mencuci tangan menggunakan sabun dan menggosoknya secara menyeluruh menimbulkan gesekan yang dapat membantu mengangkat dan membersihkan kotoran, minyak dan segala jenis mikroba.
Lalu bagaimana dengan pengguna sanitizer? CDC juga menganjurkan penggunaan hand sanitizer dengan kandungan kadar alkohol minimal 60% (beberapa studi menyebutkan 60-95%) agar dapat membunuh kuman dibandingkan dengan konsetrasi alkohol yang lebih rendah. Namun, tidak bisa menghilangkan bahan kimia berbahaya ataupun logam berat. Hand sanitizer juga tidak efektif untuk membersihkan tangan yang berminyak, justru jika hal tersebut dilakukan akan memperluas penyebaran kuman di tangan.
Dapat diketahui juga dari residu kuman, dengan menggunakan hand sanitizer residu kuman yang mati masih bisa menempel di tangan. Sedangkan jika menggunakan sabun, residu kuman yang mati akan terbawa oleh air yang mengalir.
Selain itu ada juga pertanyaan lain yang muncul, salah satunya adalah “Apakah tangan kita nantinya tidak akan rusak, kering dan pecah-pecah jika terus-menerus terkena sabun dan alkohol?”
American Academy of Dermatology merekomendasikan untuk menghidrasi tangan segera setelah mencuci tangan. Bisa dengan menggunakan handcream atau ointment. Selain itu perhatikan pula untuk mengoleskanya pada ujung jari dan kuku, kandungan mineral oil dan petroleum jelly juga lebih direkomendasikan oleh para dermatologis.
Sekarang dengan semakin banyaknya tempat umum yang menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan seharusnya juga membuat kita sadar. Bahwa mencuci tangan sangatlah penting, terutama saat keadaan pandemi seperti sekarang ini. Kesadaran tersebut seharusnya berasal dari diri sendiri, karena jika tidak maka percuma saja.
Saat ini penderita Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 500.000 kasus lebih dan di dunia mencapai 60.000.000 kasus lebih (data update November 2020), dan sepertinya data tersebut akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Lalu apakah kita akan terus-menerus seperti ini? Tentu saja jawabannya tidak.