Dalam era persaingan yang semakin ketat, kemampuan berpikir kreatif menjadi keterampilan penting bagi individu maupun perusahaan. Kreativitas bukan hanya tentang menciptakan sesuatu yang baru, tetapi juga tentang menemukan cara berbeda untuk meningkatkan apa yang sudah ada. Salah satu metode yang sering digunakan untuk melatih pola pikir inovatif adalah SCAMPER. Melalui tujuh langkah sistematis---Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to Another Use, Eliminate, dan Reverse. Pendekatan ini membantu seseorang mengembangkan ide, menyelesaikan masalah, serta memperbarui produk agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman.
   Metode SCAMPER menjadi alat berpikir kreatif yang menantang individu untuk mempertanyakan dan mengeksplorasi kembali cara kerja, bentuk, maupun fungsi dari suatu hal. SCAMPER mendorong kita melihat suatu konsep dari sudut pandang yang berbeda, sehingga dapat menemukan ide-ide baru yang lebih efisien dan bernilai tinggi. Dalam praktiknya, metode ini tidak hanya menghasilkan inovasi produk, tetapi juga membuka ruang untuk efisiensi, peningkatan fungsi, dan penciptaan nilai tambah bagi pengguna.
   Sebagai contoh penerapan metode SCAMPER, mari kita ambil produk botol minum plastik konvensional. Umumnya, botol jenis ini terbuat dari bahan plastik ringan dengan tutup ulir yang mudah digunakan. Kegunaannya sederhana menyimpan dan membawa air minum saat beraktivitas. Namun, bahan plastik yang tidak ramah lingkungan dan desainnya yang monoton membuat produk ini mulai ditinggalkan oleh konsumen yang kini lebih sadar terhadap isu keberlanjutan dan desain fungsional.
1. Substitute (Mengganti)
 Langkah pertama adalah mengganti komponen yang dianggap kurang efektif. Dalam hal ini, bahan plastik digantikan dengan stainless steel atau kaca daur ulang yang lebih ramah lingkungan dan tahan lama. Pergantian ini tidak hanya memperpanjang usia pakai produk, tetapi juga menciptakan citra positif sebagai produk yang mendukung gaya hidup hijau.
2. Combine (Menggabungkan)
 Tahap berikutnya yaitu mengombinasikan produk dengan fitur tambahan agar memiliki nilai lebih. Contohnya, menambahkan filter air internal dan pengatur suhu untuk menjaga minuman tetap dingin atau hangat. Hasilnya, botol menjadi produk serbaguna yang memenuhi berbagai kebutuhan pengguna aktif.
3. Adapt (Menyesuaikan)
 Tahap adaptasi dilakukan dengan meniru elemen dari produk lain yang terbukti efektif. Desain botol ini, misalnya, disesuaikan dengan model termos olahraga yang memiliki pegangan ergonomis dan mulut lebar untuk memudahkan pembersihan. Penyesuaian tersebut meningkatkan kenyamanan dan kemudahan penggunaan.
4. Modify (Memodifikasi)
 Modifikasi dilakukan dengan memperbarui bentuk dan tampilannya. Botol dibuat lebih ramping dan elegan, dilengkapi pilihan warna metalik, serta memungkinkan pengguna menambahkan desain atau nama pribadi. Dengan perubahan ini, botol bukan sekadar wadah minum, tetapi juga bagian dari gaya hidup yang estetik dan personal.
5. Put to Another Use (Menggunakan untuk Tujuan Lain)
 Produk kemudian diarahkan agar bisa digunakan untuk berbagai fungsi lain, misalnya menyimpan kopi, jus, atau infused water. Dengan begitu, botol menjadi alat serbaguna yang cocok bagi pengguna dengan aktivitas padat dan kebiasaan hidup sehat.
6. Eliminate (Menghilangkan)
 Pada tahap ini, elemen yang tidak perlu dihapus untuk menciptakan desain lebih efisien. Label plastik sekali pakai diganti dengan ukiran laser langsung pada bodi botol, yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Desainnya menjadi lebih bersih dan berkesan premium.