Mohon tunggu...
Markus Suntoro
Markus Suntoro Mohon Tunggu... Guru - Aktif

Terus melangkah, jika langkah itu terhenti. Coba untuk memulai dari awal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ki Hajar Dewantara 2020?

2 Mei 2020   21:46 Diperbarui: 2 Mei 2020   22:03 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapa Ki Hajar Dewantara 2020 ? Sulit untuk membaca negeri ini. Semakin hari semakin banyak misteri yang tidak kita ketahui. Apalagi peran dunia pendidikan yang bangsa ini alami saat ini melawan Covid-19.

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh nasional pendidikan. Ia terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang kemudian kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara. Beliau sendiri lahir di Kota Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889, Hari kelahirannya kemudian diperingati setiap tahun oleh Bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Kalau kita melihat dari sejarah mungkin perjuangan Ki Hajar Dewantara lebih mulia perjuangannya saat ini. Karena beliau pecentus utama Taman Siswa. Dampak yang dialami bangsa ini pun tidak main-main. Banyak orang-orang hebat dinegeri ini. Namun yang menjadi pertanyaan adalah semakin banyak orang hebat di negeri ini banyak juga tantangan yang dihadapi. 

Bukan soal pandai baca, tulis dan hitung lagi, tetapi semakin zaman semakin berubah terutama dalam teknologi, kesehatan dan pendidikan. Semua itu terus berkembang untuk dipelajari dan diajarkan. Mengingat bahwa setiap bangsa terus bersaing menunjukan kehebatan setiap bangsanya.

2 Mei adalah Hari Pendidikan Nasional dengan tema "Belajar Dari Covid-19." Ini menjadi momen yang tak lepas dari sorotan, kita melihat banyak pelajar yang diciptakan di negeri ini. Lalu terhenti aktivitasnya ditempat biasa dimana mereka belajar yang dulunya dibangku sekolah, dibangku kuliah, ditaman baca dan lain sebagainya. Harus terhenti karena bahayanya Virus Covid-19.

Lalu bagaimana pemerintah menyikapi hal ini terutama dunia pendidikan. Kalau kita belajar dari peristiwa yang sudah kita lewati dari beberapa pekan. Pendidikan kita seakan goyah tak mampu bicara untuk menjawab persoalan yang kita alami. Apalagi melihat secara nyata masalah yang dialami dalam pendidikan itu sendiri.

Pemerintah yang membuat program, kebijakan, serta kurikulum. Namun pada kenyataanya apa yang terjadi dilapangan disetiap sudut-sudut negeri ini.

Mereka boleh bangga dengan perubahan yang mereka buat, dan mereka susun. Tetapi dalam hal ini juga yang menjadi korban adalah Guru dan peserta didiknya. Seharusnya pemerintah juga harus belajar bersama Guru-guru yang ada ditempat sudut-sudut negeri ini.

Guru dipaksakan menggunakan metode metode baru terutama teknologi dalam pendidikan itu sendiri. Mau tidak mau demi anak didiknya Guru pun harus belajar menggunakan teknologi. Namun yang menjadi masalah adalah saat guru memberi penjelasan berkaitan dengan perkembangan teknologi pendidikan saat ini. Menjadi boomerang tersendiri bagi Guru itu, zaman udah berubah, teknologi juga sudah berkembang. Namun fasilitas tidak ada, apakah peserta didik akan belajar dari cerita Guru yang dianggap dongeng atau kenyataan. 

Memang benar dalam mendidik anak itu bukan hanya Guru yang dikelas. Dalam hal ini siapa yang disalahkan ?, pasti tenaga pengajarnya yang disalahkan. Pemerintah hanya membuat program namun tidak bisa menjalankan program itu. 

Siapa Ki Hajar Dewantara sekarang ?, kalau kita melihat zaman dulu dengan zaman sekarang. Sedikit orang yang terdidik dan terpelajar zaman dulu mampu mengubah negeri ini. Namun sekarang semakin banyak yang terdidik dan terpelajar masih terperangkap dalam jurang yang sama. "Menjadi Refleksi kita siapa Ki Hajar Dewantara saat ini, yang mampu akan membawa kepada kata merdeka dalam pendidikan."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun