Mohon tunggu...
MARJANUDDIN ASIDIK
MARJANUDDIN ASIDIK Mohon Tunggu... Mahasiswa - manusia

ibadah, makan dan tidur. Repeat.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bank Indonesia dan Eksistensi ASEAN: Dua sisi Koin yang Saling Melengkapi

19 Juni 2023   23:12 Diperbarui: 19 Juni 2023   23:45 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Publikasi Bank Indonesia, 2023

Tahun 2023 menjadi momen kali kelima, dimana Indonesia didapuk memegang Keketuaan ASEAN dengan tema yang sangat krusial yakni “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna bahwa Indonesia optimis dalam menjadikan ASEAN sebagai wadah yang penting dan relevan dalam mengimbangi kehidupan masyarakat ASEAN dan penduduk dunia secara umum. Dalam hal ini ASEAN tentu menjadi suatu kawasan yang berperan sentral sebagai motor perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara. Melalui Keketuaan ASEAN, Indonesia juga ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan secara regional dan tatanan dalam konteks global.

Perwujudan terkait dengan hal tersebut, maka telah disusun 3 Pilar penting sebagai prioritas pertumbuhan ekonomi yakni :

1. Recover-Rebuilding : dengan maksud untuk mengeksplorasi Policy Mix yang telah direncanakan dan dikomunikasikan dengan baik antar negara ASEAN untuk memastikan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, serta memitigasi risiko seperti inflasi dan volatilitas aliran modal.

2. Digital Economy : merupakan faktor penting dalam memperkuat inklusi keuangan dan literasi digital di negara anggota ASEAN, hal ini berkaitan erat dengan edukasi finansial secara nasional dan meningkatkan interkonektivitas sistem pembayaran regional.

3. Sustainability : sebagai aspek keberlanjutan dalam kelangsungan kawasan yang paling terdampak oleh bencana alam dan risiko terkait iklim, maka ASEAN perlu merapatkan barisan guna mempersiapkan transisi menuju ekonomi hijau, diantaranya melalui penyusunan ASEAN Taxonomy on Sustainable Finance dan Study on the Role of Central Banks in Managing Climate and Environment-Related Risk.


Terkait dengan ketahanan perekonomian negara anggota ASEAN, maka langkah menonjol oleh Indonesia sebagai ketua tentu sejalan dengan cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN. Yakni langkah yang efektif dan efisien dalam menghadapi krisis dengan kunci kekuatan pada stabilitas politik dan reformasi, ekonomi, SDM yang produktif dan masih muda, sumber daya alam yang melimpah dan kelas konsumen yang meningkatkan iklim investasi serta penyerderhanaan pengaturan bidang usaha.

            Selain itu, kebijakan stabilisasi ekonomi dalam lingkup regional Asia Tenggara juga dipionir oleh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam peningkatan stabilitas untuk proses sistem pembayaran atau transaksi berjalan. Lebih terarah dalam mendukung peningkatan iklim investasi maka pemulihan dan pertumbuhan ekonomi menjadi hal yang utama untuk meningkatkan daya saing di kancah internasional.

            Tentu Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan proses revisi dan meluncurkan daftar investasi negatif yang telah direvisi menjadi lebih terbuka sehingga memberikan kepastian kepada investor untuk berinvestasi terutama di bidang infrastruktur dan perkembangan industri melalui pelaksanaan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3E) 2011-2025.

            Lebih jauh, Presiden RI, Joko Widodo mengatakan bahwa ASEAN harus bekerja sama untuk mengatasi tiga hal dalam membuka peluang menuju MEA. Langkah Pertama berkaitan erat dengan percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas di negara-negara ASEAN, antar negara ASEAN, dan antara ASEAN dengan negara-negara mitra. Kedua terkait dengan peningkatan kerjasama investasi, industri dan manufaktur yang lebih erat di antara negara ASEAN dan Ketiga berkaitan dengan peningkatan perdagangan intra-ASEAN yang saat ini masih cukup rendah, yakni 24,2 persen.

Kemahasiswaan STIE Majalengka, 2023
Kemahasiswaan STIE Majalengka, 2023

1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Sebagai Melting Pot

            Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi sebuah tantangan dan sekaligus peluang dalam mengembangkan produk lokal atau dalam negeri untuk bersaing dipasar ASEAN. Tentunya Pemerintah Indonesia secara resmi telah meminta ASEAN dalam mendorong penggunaan bahan baku yang berasal dari ASEAN dan mewujudkan pasar tunggal berbasis produksi ASEAN. Sebagai negara dengan potensi pasar terbesar di ASEAN, maka Indonesia  tentu terikat dengan perjanjian untuk tidak dapat melarang peredaran produk yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan secara kolektif oleh negara anggota ASEAN. Sehingga pelaku industri di dalam negeri diminta untuk mempersiapkan diri karena semua aturan ekonomi akan terintegrasi dan diberlakukan sama pada semua negara anggota.

                                                            

2. Integrasi Sistem Pembayaran dalam lingkup ASEAN

            Era ekonomi digital saat ini tentu mendorong adanya Infrastuktur informasi dan komunikasi yang aman dan terkoneksi. Pemanfaatan sistem pembayaran yang disepakati oleh negara anggota ASEAN tentu meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara. Disamping itu, terdapat upaya-upaya dalam menfasilitasi koneksitas dan operasionalisasi teknis sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti penekanan untuk meningkatkan kepercayaan dalam penggunaan internet serta pembayaran melalui transaksi elektronik.

Youtube/Bank Indonesia, 2022 
Youtube/Bank Indonesia, 2022 

            Sistem pembayaran di lingkup ASEAN saat ini merupakan bentuk karakteristik yang menjadi faktor penopang terbentuknya sebuah ekonomi digital. Adanya virtualisasi merupakan bukti revolusi dari bentuk fisik ke bentuk virtual sehingga sistem pembayaran tunai yang saat ini berubah menjadi uang virtual dapat memudahkan transaksi yang dilakukan oleh warga negara anggota ASEAN.

            Di sisi lain terdapat fenomena pertumbuhan e-commerce di kawasan ASEAN yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor penunjang seperti adanya infrastruktur internet, munculnya metode pembayaran baru secara online (e-payment), pertumbuhan logistik, serta kerangka kebijakan yang dimiliki masing-masing negara, dalam mendukung kemunculan e-commerce.

3. Peran Bank Indonesia di Kancah ASEAN

            Jika dilihat dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, maka Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. dengan mengelola tiga bidang yang sangat vital yakni Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan.

          Lebih mendalam, Bank Indonesia juga turut aktif dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia sebagai contoh dan Pilot Project untuk negara lainnya dengan filosofi lima jari/ Five finger philosophy. Contohnya, Jari jempol yang mewakili peran lembaga keuangan dalam intermediasi keuangan, seperti memberikan pinjaman/pembiayaan kepada nasabah mikro, kecil dan menengah. 

Disamping itu, terdapat Jari telunjuk yang mewakili regulator yakni Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menerbitkan ijin-ijin usaha, hingga menciptakan iklim yang kondusif dan sebagai sumber pembiayaan, selanjutnya Jari tengah yang mewakili katalisator dalam mendukung perbankan dan UMKM. Selanjutnya Jari manis yang mewakili fasilitator dalam mendampingi UMKM, khususnya usaha mikro dan membantu untuk memperoleh pembiayaan bank hingga pengembangan UMKM. Selanjutnya Jari kelingking dengan maknanya mewakili UMKM untuk turut berperan dalam pelaku usaha, pembayar pajak dan pembukaan tenaga kerja.

            Dalam lingkup ASEAN, Bank Indonesia juga berfokus pada penguatan lembaga pendamping UMKM melalui peningkatan capacity building. Dalam hal ini, capacity building sebagai pembangunan keterampilan (skills) dan kemampuan (capabilities), seperti kepemimpinan, manajemen, keuangan dan pencarian dana, program dan evaluasi, supaya pembangunan organisasi efektif dan berkelanjutan. Capacity building difasilitasi melalui penetapan kegiatan bantuan teknik, meliputi pendidikan dan pelatihan, bantuan teknik khusus (specific technical assitance) dan penguatan jaringan.

            Saat ini pemerintah terus berupaya untuk memastikan terwujudnya integrasi dalam domain perbankan. Terkait dengan integrasi perbankan maka Bank Indonesia terus menekankan kepada negara ASEAN lainnya agar terus meningkatkan kolaborasi dan kesinambungan sehingga berbagai hambatan regulasi dapat diminimalisir untuk kemudahan pangsa pasar di berbagai negara anggota ASEAN. Hal ini pun sesuai dengan salah satu arah kebijakan Presiden Joko Widodo yaitu memberikan dukungan kepada bank-bank nasional untuk melakukan ekpansi ke luar negeri khususnya ASEAN. 

Namun ekspansi perbankan domestik ke negara ASEAN hanya bisa dilakukan jika asas resiprokal terwujud. Inilah yang harus diperjuangkan dalam negosiasi antara Bank Indonesia dengan bank sentral negara ASEAN.

 

REFERENSI 

Bank Indonesia. 2011. Five Finger Philosophy:Upaya Memberdayakan UMKM, (online),(http://www.bi.go.id/web/id/UMKMBI/Koordinasi/Filosofi+Lima+Jari/, diakses 19 Juni 2023)

DARMI, T. (2015). Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam Perspektif Meningkatkan Kapasitas Aparatur Desa. Program Studi Doktor Administrasi Publik FISIP-UNDIP, 169.

Husain, H. (2016). Pengaruh Pemberlakuan Pasar Bebas Mea (Masyarakat Ekonomi Asean) Dan Implikasinya Bagi Industri Tekstil Dan Produk Tekstildi Indonesia (Skripsi).

Setyobudi, Andang. 2007. Peran serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume 5, nomor2, Agustus 2007. Jakarta: Bank Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun