Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Udang Tercemar Radioaktif, Haruskah Kita Selalu Belajar Setelah Terjadi?

14 Oktober 2025   09:35 Diperbarui: 14 Oktober 2025   09:35 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengolahan udang (CNN)

Pelajaran dari Krisis dan Ancaman Nuklir

Kasus udang radioaktif ini bukan sekadar masalah ekspor gagal. Ia adalah peringatan keras tentang lemahnya tata kelola lingkungan, pengawasan industri, dan sistem impor limbah di Indonesia. Ironisnya, peristiwa ini muncul di tengah rencana pemerintah membangun reaktor nuklir mini modular (SMR) untuk memenuhi kebutuhan energi masa depan.

Apakah kita siap? Apakah sistem keamanan lingkungan kita sudah kuat? Kasus udang radioaktif menunjukkan bahwa bahkan tanpa reaktor pun, kita sudah gagal mengendalikan paparan radiasi dari limbah industri. Maka, seperti kata Albert Einstein, "Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan cara berpikir yang sama ketika kita menciptakannya."

Jika bangsa ini terus berpikir bahwa ekonomi lebih penting dari ekologi, maka bencana berikutnya tinggal menunggu waktu.

Belajar Sebelum Terlambat

Kasus ini harus menjadi titik balik. Pemerintah perlu memperketat pengawasan impor limbah industri, memastikan seluruh kawasan industri memiliki sistem pengolahan limbah berstandar internasional, serta meningkatkan kapasitas laboratorium pengujian bahan radioaktif di pelabuhan dan daerah pesisir.

Kita juga butuh partisipasi publik. Setiap warga negara berhak menuntut lingkungan yang aman dan bersih. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bukanlah hiasan, melainkan janji konstitusional.

Seperti kata filsuf George Santayana, "Mereka yang tidak belajar dari sejarah, ditakdirkan untuk mengulanginya." Jangan sampai bangsa ini baru belajar setelah radioaktif meresap dalam tubuh dan tanah airnya sendiri.

Kini waktunya kita bertanya: apakah kita masih akan menutup mata --- atau mulai membuka pikiran sebelum racun itu benar-benar membunuh masa depan kita?***MG

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun