Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Abubakar Ba'asyir Bertamu ke Jokowi, Ada Apa?

29 September 2025   17:35 Diperbarui: 29 September 2025   17:35 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abubakar Ba'asyir bertamu ke rumah Jokowi di Solo (Kompas)

Ketiga, tentu saja tafsir politik. Di tahun 2025, setiap gerak mantan presiden akan dibaca dalam kacamata politik. Ada yang menuding ini upaya menggeser persepsi: Jokowi yang kerap dituduh "kurang Islami" justru menerima tamu ulama kontroversial.

Positif dan Negatif untuk Jokowi

Dampaknya? Dari sisi positif, Jokowi tampak sebagai tokoh yang terbuka, mau menerima siapa saja tanpa pandang bulu, bahkan mereka yang dulu dianggap musuh negara. Ia memperlihatkan sikap negarawan yang inklusif. Seperti kata pepatah Jawa, "Sopo sing nandur bakal ngundhuh"---siapa yang menanam kebaikan, akan menuai kebaikan.

Namun, sisi negatifnya tak kalah besar. Pihak yang kritis bisa menilai Jokowi memberi panggung bagi eks-napi terorisme, bahkan melegitimasi ideologi yang dulu ia lawan. Bayangkan, sosok yang pernah dipenjara karena terorisme kini difoto akrab bersama presiden yang membubarkan FPI.

Politik Tanpa Dendam

Meski begitu, kunjungan ini juga menegaskan gaya politik Jokowi: merangkul lawan. Dari Prabowo hingga tokoh garis keras, semua bisa duduk satu meja. Dalam politik realis, itu disebut pragmatism at its best. Dalam bahasa bijak Nelson Mandela: "If you want to make peace with your enemy, you have to work with your enemy. Then he becomes your partner."

Pertanyaannya, apakah Ba'asyir benar-benar ingin rekonsiliasi atau sekadar menitipkan pesan ideologis? Dan apakah Jokowi menerima itu sebagai nasihat pribadi, atau ada implikasi lebih jauh?

Penutup

Pertemuan Jokowi dan Abubakar Ba'asyir adalah drama kecil yang menyisakan gema besar. Ia memunculkan kontroversi, membuka tafsir berlapis, sekaligus menguji konsistensi kita dalam berdemokrasi. Apapun tafsirnya, pertemuan ini menunjukkan satu hal: dalam politik Indonesia, kejutan selalu bisa datang dari pintu rumah yang tampak tenang.

Seperti kata filsuf Sren Kierkegaard: "Life can only be understood backwards; but it must be lived forwards." Kita mungkin baru akan memahami arti kunjungan ini di masa depan. Untuk saat ini, publik hanya bisa bertanya: ada apa di balik salam hangat seorang Jokowi dan seorang Abubakar Ba'asyir?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun