Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ujian Nasional Diganti TKA: Siswa Kembali Jadi Kelinci Percobaan?

22 Juli 2025   07:36 Diperbarui: 22 Juli 2025   08:06 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Pendidikan (Antara)

Kelemahan TKA: Diagnosis Tanpa Terapi

Ada beberapa masalah mendasar dari TKA yang patut dikritisi:

1. Reduksi Kecerdasan Menjadi Angka
TKA hanya mengukur aspek kognitif. Padahal, seperti dikatakan Howard Gardner dalam teorinya tentang Multiple Intelligences, kecerdasan manusia beragam bentuknya: logis, linguistik, interpersonal, kinestetik, musikal, dan lain-lain. Mengabaikan aspek non-akademik berarti menyempitkan makna belajar.

2. Tidak Ada Jaminan Pemerataan Akses
Meskipun TKA berbasis komputer, nyatanya belum semua sekolah di pelosok Indonesia memiliki infrastruktur memadai. Kesenjangan digital masih menjadi masalah serius.

3. Stres dan Tekanan Psikologis Kembali Menghantui
TKA memang tidak menentukan kelulusan, tapi jika hasilnya digunakan untuk seleksi pendidikan tinggi, tekanan mental siswa tetap tinggi. "Meskipun namanya bukan 'ujian kelulusan', pada praktiknya tetap jadi penentu masa depan," ujar Prof. Arief Rachman, pakar pendidikan dari UI.

4. Minim Pelibatan Guru dan Sekolah
Sama seperti UN, TKA tetap dirancang top-down oleh pemerintah pusat. Sekolah dan guru hanya jadi pelaksana, bukan pengarah. Ini membuat pendidikan terasa lebih administratif ketimbang pedagogis.

---

Murid Sebagai Subjek, Bukan Objek Kebijakan

Pendidikan seharusnya melibatkan seluruh elemen: murid, guru, orang tua, masyarakat. Namun sayangnya, dalam banyak kebijakan pendidikan kita, murid justru ditempatkan paling bawah dalam piramida kepentingan.

Siswa adalah manusia dengan aspirasi, bukan data statistik. Mereka bukan boneka dalam laboratorium eksperimen. Kebijakan pendidikan yang sehat adalah yang melibatkan mereka dalam proses, tidak semata menimpakan hasil.

---

Lalu Bagaimana Seharusnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun