Polemik ekspor lobster nampaknya terus berlanjut. Menteri Kelautan yang baru Edhy Prabowo pun nampaknya tidak bergeming atas kritik mengenai rencana kebijakannya itu.Â
Bahkan dalam salah satu kesempatan Edhy sampai mengatakan dia berani ditembak kepala untuk tetap pada kebijakan itu. (Tribunnews.com)
Tekadnya tersebut berdasarkan pada keyakinannya bahwa kebijakan ekspor bibit lobster itu demi kesejahteraan rakyat.
Tentu sekilas tekad ini sepertinya amat mulia, berani berkorban demi rakyat. Â
Namun tekad itu menjadi hambar ketika Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan yang kebijakannya akan dibatalkan oleh menteri Kelautan yang baru ini menunjukkan data.
Berdasarkan data yang ada, Susi bisa menunjukkan bahwa kebijakan pelarangan ekspor benih lobster justru sudah menunjukkan hasil dengan semakin meningkatnya ekspor lobster dalam tahun - tahun terakhir.Â
Juga dalam kurun yang sama negara pengimpor benih lobster yang sebelumnya, yakni Vietnam mempunyai angka penghasil lobster justru menunjukkan penurunan produksi.
Tentu saja data - data ini bisa menunjukkan bahwa keuntungan yang didapat oleh nelayan menjadi lebih besar ketika mereka menjual lobster dewasa daripada bibit lobster.
Lalu bagaimana kita bisa menilai tekad dari Edhy berhadapan dengan data - data ini?
Tentu tekad bisa dinilai dari ketulusan dan rekam jejak si pembuatnya. Dan pasti juga tekad tersebut tidak bisa dipercaya apabila hanya diukur dengan kata -kata belaka.Â
Sebagai seorang politikus, Edhy Prabowo memang dikenal, namun belum ada santer kabar bahwa dia benar - benar pernah bertindak radikal demi membela rakyat yang dia wakili.Â
Dia juga belum punya banyak pengalaman dengan para nelayan. Apalagi kalau dibandingkan dengan pengalaman Susi yang memang sudah mengenal sangat baik persoalan nelayan dan masalah kelautan.
Jadi siapa yang anda percaya? Tekad untuk berani tembak kepala atau data dan jejak langkah yang sudah ada dan nyata?***MG
