Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrat Merapat, Menolak Mahar Kursi Menteri?

13 Agustus 2019   18:10 Diperbarui: 13 Agustus 2019   18:39 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: mediarealitas.com

Badai internal ini lalu ditambah lagi dengan kegamangan mereka yang coba menjadi oposisi. 

Hal itu terbukti karena jumlah pemilih mereka tidak terdongkrak oleh sikap kritis yang coba dibangun dari luar koalisi pemerintah.

Tentu, situasi inilah yang menjadi salah satu pertimbangan untuk masuk dalam koalisi pemerintah. Siapa tahu dengan perubahan kubu ini justru bisa mendompleng ketenaran Jokowi yang terbukti didukung lagi oleh mayoritas rakyat Indonesia.

Prediksi lain yang patut dikemukakan di sini adalah, walau mereka secara formal mengatakan tidak menuntut kursi menteri, namun fatsun politik menunjukkan fakta berbeda.

Jika benar mereka bergabung, maka hampir tidak mungkin Jokowi sama sekali tidak memberikan satupun kursi penting dalam pemerintahannya pada Demokrat.

Dalam hal ini, satu kursipun sudah cukup menjadi panggung bagi sang putra mahkota AHY untuk mempersiapkan diri sebagai calon orang nomor satu di periode berikutnya. 

Jadi, sekali lagi, pernyataan politisi tidak pernah langsung titik. Ada koma - koma lain yang akan mengikuti setiap pernyataan mereka. Karena memang dunia politik adalah dunia perebutan kekuasaan yang tidak akan pernah menjadi lembaga sosial yang bisa memberi tanpa pamrih.***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun