Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Anies Baswedan, Habis Eceng Gondok Terbitlah Lidah Mertua

21 Juli 2019   22:09 Diperbarui: 22 Juli 2019   12:08 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: tempo.co.id

Anies Baswedan selalu punya cara untuk tampil orisinil dan tidak mau manut begitu saja. Tampil beda adalah rumus yang nampaknya coba dia terapkan untuk membangun Jakarta.

Sejak semula jadi penguasa Jakarta sudah banyak istilah dan permainan kata yang dia lahirkan. 

Sebut saja: rumah deret menjadi rumah lapis, menggusur diganti menggeser, lubang biopori menjadi drainase vertikal. 

Juga hal - hal yang sangat rumit disederhanakan dengan sekejap saja. 

Contohnya saja air hitam berbau langsung ditutup jaring dan disemprot parfum; sulitnya tumbuh tanaman pelindung digalakkan nya tanaman plastik warna - warni; PKL yamg selalu pusing ditata maka ditutupnya lah jalan agar bisa jadi lokasi lapak PKL

Jalan pintas yang tak terpikirkan oleh pemerintah sebelumnya langsung dia kerjakan. Karena kalau naik jembatan penyeberangan capek, jembatan penyeberangan itupun dirobohkan diganti zebra cross dengan lampu penyeberangan pejalan kaki. 

Biar menjadi keren lalu diberikan nama Pelican crossing. Walau setelah itu macet manjadi dampak yang tidak pernah jadi pertimbangan kebijakannya itu.

Ini bukan berarti Anies tidak suka JPO, karena kemudian dengan ide inovatif jembatan penyeberangan yang masih bagus dipermaknya lagi dengan arsitektur keren dan lampu warna - warni dengan harga eksklusif ratusan juga. Tujuannya supaya ada lokasi Selfi warga Jakarta sambil menyusuri JPO.

Lalu untuk menunjukkan bahwa kemacetan bukan lagi masalah Jakarta dia mengundang ajang balap formula untuk buat lintasan di tengah kota Jakarta. 

Memang itu lebih mudah daripada memikirkan bagaimana menanggulangi kemacetan Jakarta dengan kebijakan rumit dan buat pusing kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun