Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Serangan Fajar Masih Mengincar

29 Maret 2019   08:08 Diperbarui: 29 Maret 2019   08:51 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Tertangkap tangannya politikus Golkar oleh KPK membuktikan bahwa serangan fajar bukan isapan jempol belaka.

Walaupun sudah diingatkan berkali-kali bahwa mencoblos karena dibayar sebenarnya merugikan si pemilih, namun rupanya masih banyak orang yang menganggap Pemilu adalah kesempatan untuk mencari rejeki.

Si caleg koruptor rupanya gencar mencari uang untuk memuluskan dirinya melenggang lagi ke kursi legislatif di Senayan. Uang suap itu sudah dimasukkan kedalam amplop sebanyak 84 kotak.

Fenomena ini sungguh menyedihkan. Ini membuktikan bahwa pendidikan politik di negeri ini masih sangat rendah. Banyak caleg yang berani bersaing bukan karena mau adu program dan prestasi. Tapi lebih pada upaya mencari rejeki haram dengan menilap yang rakyat. Caranya dengan jual beli dan suap kebijakan.

Posisi para legislator yang punya wewenang untuk menguji kebijakan dan undang - undang, yang sebenarnya adalah untuk meningkatkan mutu dan kualitas kebijakan tersebut, justru dipakai untuk peluang jual beli.

Kebijakan dan undang-undang yang seharusnya dijaga oleh para wakil rakyat itu agar memihak kepentingan masyarakat, diperalat mereka menjadi ajang mendapatkan keuntungan pribadi. 

Ini sebenarnya adalah bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan yang telah rakyat berikan kepada mereka.

Namun di lain pihak, dosa itu tidak hanya ada dipundak para legislator tersebut. Masyarakat yang memilih mereka karena telah menerima uang, juga ikut andil membentuk oknum anggota DPR yang korup ini.

Ini memang seperti lingkaran setan.

Apakah ada cara untuk menghentikan praktek kotor ini? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun