Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepi Lembayung Senja

19 Februari 2010   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_77700" align="alignleft" width="300" caption="Illustrasi: Google"][/caption] Berharap pelangi menampakkan warna. Menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam hati. Ke manakah dirimu? Saya sangat merindukanmu. Teramat amat sangat!!! Sendirian di dalam kamar yang dingin dan sepi. Tidak ada api juga suara. Hanya ada bantal, guling, dan selimut yang berserakan. Secarik kertas dan pena pun sudah tergeletak di lantai. Gelisah tak menentu. Bingung!!! Benar-benar bingung!!! Ke mana saya harus mencarinya?! Ke mana?! Di mana dia?! Di mana?! Ada apa gerangan?! Kenapa?! "Sayang." "Sayang sedang apa?" "Sayang ke mana?" "Sayang di mana?" "Aduuuuhhhh!!! Jawab, dong, sayang?!" "Saya menangis, nih!" "Saya bingung, sayang!" "Sayaaaangggggggg!!! Hiks!" Rasa takut dan cemas terus menghantui. Suasana menjadi semakin mencekam. Larut dalam tangis yang terus membanjiri wajah. Sedu sedan tiada henti. Tidak tahu berbuat apa. Daya sepertinya pun sudah tiada. Hanya bisa meminta lewat doa tiada terputus. "Sayang sabar, ya!!! Sabar ya!!! Semua pasti akan segera berakhir dengan indah!!!" Memang paling bingung, ya, kalau si dia sedang tidak ada di samping. Apalagi kalau sedang ada banyak masalah. Dia yang biasanya selalu menemani, eh, tiba-tiba saja menghilang. Yah, bukan karena juga bermaksud untuk menghilang, sih, itu tidak perlu ditakutkan. Hanya saja rasanya aneh. Ganjil. Nggak enak sama sekali!!! Pikiran jadi ke mana-mana. Mau mencoba untuk berpikir postitif pun susah. Ujung-ujungnya kalau nggak uring-uringan, ya menangis. Habis bingung banget mau bagaimana?! Iya, nggak?! Kebayang, deh, kalau harus hidup di masa lalu. Tidak ada telpon ataupun internet. Komunikasi terjalin hanya lewat surat. Itu pun bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk bisa sampai di tangan. Atau malah sebaliknya, ya?! Karena sudah ada telpon dan internet, semuanya jadi terasa lebih menyesakkan dada. Masa sebegitu susahnya, sih, jawab SMS saja!!! Memangnya ada di mana?! Ngapain?! Jangan jangan.... Aduuuhhhhh!!! Nggak, ah!!! Wajar saja kalau sampai merasakan yang seperti ini. Ini, kan, karena cinta. Ya, kan?! Kalau nggak cinta, mana dipikirkan?! Mungkin lebih baik dia pergi sajalah. Melihat wajahnya pun sudah malas. Lega rasanya kalau dia harus pergi. Lama-lama pun tidak masalah. Daripada kalau ketemu juga bikin bete, yah, lebih baik jauh-jauh sajalah, ya!!! Tapi ini, kan, saya yang cinta, bagaimana dengan dia?! Dia cinta nggak, sih?! Apa dia nggak cinta jadinya menghilang?! Apa dia lebih suka pergi daripada harus bersama saya?! Sudah bosan barangkali, ya?! Ya, ampuuunnnn!!! Kenapa jadi begini?! Capek, deh!!! Senja waktu itu memang benar-benar sepi!!! Lembayung yang dinantikan pun tidak juga mau menampakkan diri Sedih!!! Sedih banget!!! Ini barangkali yang sering membuat kita lupa dengan tanah air. Rindu, sih, rindu, tetapi bingung berat!!! Jadi mempertanyakan sendiri, apakah negara dan bangsa ini masih mencintai diri?! Kalau memang mencintai, kenapa dia tidak datang juga?! Paling tidak memberi kabar dan berita  bahagia. Biarpun hanya sepotong kalimat saja, "Negara membutuhkanmu". Selesai sudah. Cukup!!! Padahal, sudah banyak tanda-tanda dan pesan yang dikirimkan olehnya. Terhalang mungkin oleh semua keraguan?! Mencoba untuk berpikir positif. Yang ada malah jadi tambah gelisah. Rasa rindu semakin menjadi-jadi. [caption id="attachment_77706" align="alignright" width="255" caption="Maunya... Illustari: Google"][/caption] Ingin segera bercinta dengannya di balik selimut cinta. Sambil bersenandung penuh cinta pula. Asyik, kali, ya?! Tidak apa-apalah, daripada memikirkan yang tidak-tidak. Nanti kalau dia sudah kembali jadinya sudah siap. Bisa langsung bercinta!!! Hehehe.... Untunglah semuanya segera berakhir. "Maaf, sayang, tadi saya tertidur," katanya. Plong!!! Legaaaaa banget rasanya!!! Terima kasih!!! Senang, deh!!! Semoga saja sepi lembayung senja ini bisa berubah menjadi heboh purnama malam, ya!!! Hehehe... Semoga bermanfaat!!! Salam Kompasiana, Mariska Lubis Jangan lewatkan tulisan menarik lainnya:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun