Tiga bulan lagi kita akan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh tiap tanggal 5 Juni. Akankah hari lingkungan hidup sedunia sebatas seremonial atau momen refleksi bagi kita untuk memaknai arti lingkungan hidup yang sesungguhnya. Pada awal tahun 2025, Â permasalahan lingkungan yaitu banjir yang terjadi hampir merata di Indonesia dapat menjadi momentum refleksi yang tepat bagi kita. Bisa jadi aktivitas dan kebiasaan kita sehari-hari menyebabkan banjir. Contoh sederhana, kebiasaan membuang sampah di Sungai, alih fungsi lahan dan penebangan pohon secara liar. Akibatnya, banjir membawa air, lumpur dan sampah. Masalah lingkungan yang muncul kemudian yaitu adanya pencemaran lingkungan perairan. Dapatkah aktivitas dan kebiasaan kita sehari-hari berubah demi keberlangsungan lingkungan hidup? Jawabannya, sangat bisa jika ada kesadaran lingkungan hidup dalam diri yaitu memaknai peran besar lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu apa peran pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)? Sebagaimana kita ketahui, IPA mempelajari alam dan isinya, termasuk makhluk hidup dan fenomena-fenomena alam. Permasalahan lingkungan termasuk dalam kajian pembelajaran IPA, sehingga peran pembelajaran IPA amatlah penting. Dalam pembelajaran IPA SMP, terdapat materi "pengaruh perubahan lingkungan terhadap ekosistem", secara spesifik kajian tentang pencemaran lingkungan. Â Kajian materi ini yaitu mempelajari tentang penyebab dan dampak pencemaran lingkungan, serta siswa menemukan Solusi sederhana untuk mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Dalam pembelajaran materi "pengaruh perubahan lingkungan terhadap ekosistem", kesadaran lingkungan siswa perlahan akan muncul. Bisa jadi, dimulai dari hal sederhana yaitu membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Hal ini dapat timbul setelah siswa dipaparkan masalah pencemaran lingkungan aktual di awal pembelajaran, rasa kesadaran lingkungan timbul sebagai inisiasi awal yang menyentuh ranah afektif. Dalam inti pembelajaran, siswa diajak menyelami berbagai sumber masalah pencemaran lingkungan di daerah sekitar tempat tinggal, sekolah, meluas di kota/kabupaten, propinsi. Siswa diajak berpikir tentang dampak pencemaran lingkungan terhadap ekosistem sekitar, tentu saja secara individu maupun kelompok. Kreativitas guru dibutuhkan dalam merangkai pembelajaran IPA ini menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sebaiknya, dilakukan praktikum yang bersifat hands on sehingga pembelajaran menyentuh ranah psikomotorik. Akhirnya, siswa dimotivasi untuk menghasilkan Solusi sederhana dalam penyelesaian masalah pencemaran lingkungan, di sinilah  ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa menjadi aktif. Guru IPA dapat menjadi lebih kreatif dan inovatifsaat "meracik" pembelajaran materi "pengaruh perubahan lingkungan terhadap ekosistem" dengan formulasi yang tepat sesuai capaian pembelajaran yang telah ditentukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI