Kamis, 6 Februari 2025
PW. St. Paulus Miki, Martir
Ibr 12:18-19, 21-24; Mrk 6:7-13
Bacaan Injil pada hari ini berbicara tentang perutusan para murid. Mereka diutus berdua-dua untuk pergi ke berbagai tempat, menyebarkan Kabar Baik, dan membawa kuasa Tuhan ke dalam kehidupan orang-orang yang mereka temui. Satu hal menonjol dari perutusan itu adalah para murid dilarang membawa banyak barang ke tempat perutusan mereka. Apa motivasi di balik perintah itu?
Tujuan dari perintah itu adalah agar para murid senantiasa mengandalkan Tuhan dalam perutusan mereka. Dalam perutusan itu, para murid mestinya menyadari bahwa perutusan itu berasal dari Allah sendiri. Kemampuan mereka dalam mengerjakan misi bukanlah karena kemampuan mereka, melainkan karena Allah ada bersama mereka.
Dalam perutusan ini, Yesus hendak menunjukkan kepada para murid bahwa mereka harus belajar untuk menerima setiap kondisi hdiup dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan senantiasa menyertai mereka dalam segala hal. Entah dalam waktu yang baik (diterima) maupun buruk (ditolak, merasa lapar), mereka harus menyadari Tuhan adalah sumber kekuatan dan hikmat. Itu artinya, mereka tidak dibiarkan berjalan sendirian, karena Tuhan selalu hadir, memberi petunjuk dan pertolongan!
Jika kita hendak memaknai tujuan perutusan ini, kiranya Kitab Tobit dapat membantu kita dalam melihat bagaimana Tuhan senantiasa menemani perjalanan perutusan seseorang. Dalam Kitab Tobit, Tobia diminta ayahnya untuk pergi mengambil uang ke negeri Media. Sebelum berangkat, Tobia tentu ketakutan karena harus berjalan sendiri dan tidak tahu kepada siapa di harus tuju.
Ternyata, Tobia tidak berjalan sendiri. Dia pergi bersama seorang bernama Azarya bin Ananias. Dan dalam perjalanan tersebut, Tobia jalan dengan aman. Bahkan Azarya ini banyak membantu Tobia menemukan tanda-tanda dan material-material yang bisa digunakan untuk menyembuhkan mata Tobit, ayahnya.
Singkat cerita, perjalanan itu berhasil diselesaikan Tobia, dan mata ayahnya kembali sembuh. Kemudian, setelah membuat satu investigasi kecil, rupanya orang yang berjalan bersama Tobia adalah Malaikat Rafael. Malaikat ini, selain membantu Tobia, juga banyak memberikan nasihat-nasihat yang bernas.
Maksud dari kisah ini adalah jika suatu perutusan berasal dari Allah, tentu Allah sendiri yang akan menemani perjalanan dalam perutusan itu. Tuhan yang mengutus untuk bermisi, Tuhan pula yang akan menemani dan menyelesaikan misi itu. Dari pihak orang yang diutus, hanya diminta untuk setia dan percaya bahwa ada Allah yang selalu ada bersama dia.Â