Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Healing Pejuang Pendidikan SD Negeri Gelanggang Merak Penuh Cerita di Pamah View

14 Mei 2025   10:04 Diperbarui: 14 Mei 2025   10:04 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Healing Pejuang Pendidikan SD Negeri Gelanggang Merak Penuh Cerita di Pamah View

Libur panjang pada tanggal 11, 12, dan 13 Mei 2025 dimanfaatkan sebaik mungkin oleh kami para guru SD Negeri Gelanggang Merak untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang menyegarkan jiwa: berlibur bersama. Tanggal 11 adalah hari Minggu, tanggal 12 merupakan Hari Raya Waisak, dan tanggal 13 ditetapkan sebagai cuti bersama. Momentum libur tiga hari ini menjadi waktu yang tepat untuk sejenak menjauh dari rutinitas mengajar dan menyegarkan kembali semangat kami sebagai pendidik.

Kami memulai perjalanan pada tanggal 12 Mei pukul 01.00 dini hari. Dengan satu mobil jumbo milik Pak Kiky, guru dari SD Negeri Raja Tuha, kami berkumpul di rumah Asniar, salah satu rekan guru, yang menjadi titik kumpul di Manyak Payed. Rombongan ini terdiri dari guru-guru hebat yang kesehariannya penuh dedikasi, kini bersatu dalam tawa dan semangat kebersamaan.

Sekitar pukul 3 pagi, kami beristirahat sejenak di Masjid Raya Stabat. Di halaman masjid yang ternyata ramai meski dini hari, kami menghangatkan badan dengan segelas bandrek hangat dari penjual yang buka 24 jam. Setelah itu, perjalanan kami lanjutkan ke Binjai untuk menunaikan salat subuh sekaligus menjemput salah satu rekan guru yang tinggal di Deli Serdang. Beliau merupakan guru di SD Negeri Gelanggang Merak, namun kampung halamannya di Deli Serdang. Ia pulang lebih awal saat akhir pekan dan sudah menunggu kami di Binjai untuk ikut ke Pamah View.

Sesampainya di kawasan Pamah Semilir, salah satu dari kami mengusulkan untuk mampir ke Pamah Cottage. Tempatnya memang indah, cocok untuk liburan keluarga yang ingin menginap. Namun karena rombongan kami tidak berniat bermalam, kami hanya singgah sejenak untuk sarapan pagi di sana. Setelah itu, kami kembali melanjutkan perjalanan ke destinasi utama: Pamah View.

Bagi saya pribadi, Pamah View bukanlah tempat asing. Ini adalah kali keempat saya menginjakkan kaki di sana. Dulu, saat masih bertugas di Langkat dan mengikuti program Guru Penggerak angkatan pertama, saya sempat berkunjung ke Pamah View bersama pengajar praktik dan kawan-kawan satu kelompok dalam program Pendidikan Guru Penggerak. Bahkan dua rekan saya tinggal tak jauh dari tempat ini, dan saat itu kami menyempatkan diri mengunjungi sekolah mereka sekaligus menikmati pesona alamnya.

Pamah View memang menyuguhkan panorama alam yang luar biasa. Suasana asri, udara sejuk, dan air pegunungan yang segar membuat tempat ini begitu cocok untuk melepas penat. Tidak heran jika banyak wisatawan datang untuk merasakan ketenangan alamnya. Perjalanan menuju lokasi pun cukup menantang karena jalan yang sempit dan berbukit, namun semuanya terbayar lunas saat tiba di sana.

Untuk mencapai kawasan Pamah View, kami menempuh jalur dari Aceh Tamiang-Stabat Kabupaten Langkat lalu melewati Kota Madya Binjai, kemudian melintasi jalan berbukit yang lumayan sempit. Perjalanan harus ekstra hati-hati, namun pemandangan di sepanjang jalan cukup memanjakan mata. Kami merasa seperti benar-benar meninggalkan keramaian kota dan masuk ke pelukan alam yang damai.

Setelah menikmati pemandangan alam dan dinginnya air pegunungan, menjelang sore kami melaksanakan salat asar. Setelah itu, kami mulai bersiap untuk pulang. Alhamdulillah, saya dibawakan oleh-oleh oleh salah satu kawan saya yang satu angkatan dalam program Guru Penggerak. Saya memang menyuruhnya datang karena rumahnya tidak jauh dari Pamah View. Oleh-oleh yang ia bawakan berupa pisang dan terong yang sedang panen dari kebunnya, serta gula merah asli. Sebuah pemberian sederhana namun sangat berarti.

Perjalanan pulang kami lanjutkan dengan singgah ke rumah Pak Rinal di Deli Serdang. Sesampainya di sana, kami disambut hangat oleh orang tuanya. Memang sejak awal kami sudah berniat mampir ke rumah beliau, dan sambutan yang kami terima benar-benar menambah hangatnya suasana kekeluargaan. Kami disuguhi nasi dengan berbagai lauk menggugah selera: tauco kulit tahu, ayam asam manis, dan gulai ayam. Tapi yang paling berkesan tentu saja kehangatan keluarga Pak Rinal yang membuat suasana kekeluargaan semakin hangat.

Kami tiba di rumah Pak Rinal saat menjelang maghrib dan beristirahat hingga waktu salat Isya. Setelah menunaikan salat, kami pun berpamitan dan melanjutkan perjalanan pulang. Dalam perjalanan pulang, kami sempatkan mampir di Tanjung Pura untuk membeli oleh-oleh khas Langkat, seperti dodol, keripik ubi, dan jajanan lainnya.

Rombongan sampai di Kabupaten Aceh Tamiang sekitar pukul 12 malam. Saya pribadi baru tiba di rumah sekitar pukul 01.00 dini hari. Rekan-rekan lainnya pun ada yang melanjutkan perjalanan menuju Langsa dan Sungai Iyu, dengan titik akhir di Manyak Payed, tempat kami awalnya berkumpul dan dijemput kembali oleh keluarga masing-masing.

Perjalanan ini bukan sekadar liburan. Ia adalah pelepas penat, penguat ikatan, dan pengingat bahwa di balik tanggung jawab mendidik, kami juga manusia yang butuh jeda, tawa, dan kebersamaan. Terima kasih Pamah View, dan terima kasih para pejuang pendidikan yang telah membuat liburan ini bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun