Bersyukur kepada Allah, Berterima Kasih kepada Sesama
Ucapan terima kasih mungkin sederhana, tapi ia memiliki kekuatan untuk menghangatkan hati, memperkuat ikatan, dan menumbuhkan kebaikan di dunia.
Dalam kehidupan yang serba cepat ini, kita sering kali lupa akan satu hal sederhana namun penuh makna: ucapan terima kasih. Padahal, dalam setiap interaksi kita, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, bahkan di ruang publik, terima kasih bukan sekadar kata sopan santun, melainkan cerminan dari kedalaman iman dan akhlak mulia. Â
Rasulullah SAW, suri teladan sepanjang zaman, telah mengajarkan pentingnya menghargai kebaikan orang lain. Dalam sebuah hadis sahih, beliau bersabda:Â Â
Tidak bersyukur kepada Allah seorang yang tidak bersyukur kepada manusia.
(HR. Abu Daud No. 4177)
Hadis ini bukan hanya pengingat spiritual, melainkan sebuah prinsip universal yang melintasi batas agama, budaya, dan zaman. Mengapa demikian? Karena rasa syukur dan ucapan terima kasih adalah fondasi dari hubungan yang harmoni, baik dengan Sang Pencipta maupun dengan sesama manusia. Â
Syukur kepada Allah adalah pengakuan atas segala nikmat yang kita terima: udara yang kita hirup, kesehatan yang kita miliki, dan kesempatan hidup setiap hari. Namun, Rasulullah SAW menegaskan bahwa syukur tidak berhenti di situ. Bagaimana mungkin kita mengaku bersyukur kepada Allah, tetapi abai menghargai kebaikan orang-orang di sekitar kita? Â
Al-Khaththaby, seorang ulama ternama, berkata:Â Â
Barangsiapa yang tidak terbiasa berterima kasih atas kebaikan manusia, maka ia juga cenderung lalai bersyukur kepada Allah.
Artinya, kesyukuran kepada Allah dan penghargaan terhadap sesama adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan.