Berbicara mengenai digitalisasi di bidang pendidikan, rasanya masih terngiang di benak saya ketika dulu mendaftar masuk ke jenjang SMP. Memang pengalaman masuk SMP sudah saya lewati puluhan tahun lalu namun entah kenapa jika dihubungkan dengan transformasi digital pendidikan saat ini, rasanya ingin berkata dalam hati, "Andai dulu sistem penerimaan siswa baru sudah dilakukan secara digital, tentu saya tak perlu berdesak-desakkan untuk melihat pengumuman lolos tidaknya di sekolah".
Jadi dulu ketika zaman saya masuk Sekolah Menengah Pertama, pengumuman penerimaan siswa baru masih sangat manual dimana dipajang di dinding sekolah dan para calon siswa harus melihat dengan susah payah. Saya pun harus melihat dengan seksama apakah nama saya dinyatakan lolos menjadi siswa SMP di salah satu sekolah swasta di Kalimantan Timur.
Bahkan setelah pengumuman berhasil diterima menjadi siswa SMP, saya masih harus menyerahkan berkas-berkas dalam bentuk hard copy sebagai kelengkapan akhir pendaftaran.
Bersyukur sekali apa yang saya rasakan puluhan tahun silam tidak dirasakan oleh keponakan yang masuk SMP tahun ini. Keponakan saya cukup duduk manis di rumah, lalu ibunya yang mengunggah semua berkas yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran secara online tanpa perlu datang ke sekolah tempat dia mendaftar.
Terasa sekali perbedaan sistem pendaftaran saat ini dibanding puluhan tahun lalu. Bersyukur sekarang sudah ada teknologi yang semakin canggih sehingga mempermudah para orang tua untuk mendaftarkan putra putri mereka.
Adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih rupanya membawa dampak positif, salah satunya adalah sistem pendidikan di Indonesia makin berubah ke arah yang lebih efektif serta efisien dengan penerapan digitalisasi.
Beberapa kemudahan yang bisa didapatkan apabila sekolah menerapkan digitalisasi, misalnya saja:
- Sistem penerimaan siswa baru menjadi lebih mudah dan cepat
- Sistem administrasi makin mudah dikelola oleh pihak sekolah, terutama yang berhubungan dengan data siswa, absensi, nilai pelajaran hingga pembayaran SPP siswa dapat terpantau.
- Akses belajar mengajar lebih mudah dilakukan oleh siswa dan guru karena materi dapat dilihat dari aplikasi online yang digunakan.
- Orang tua terbantu dalam mengawasi proses belajar mengajar anak karena dapat memantau melalui aplikasi online sekolah yang bisa diakses orang tua.
Namun memang, belum semua sekolah/universitas di Indonesia mengimplementasikan transformasi digital tersebut. Akibatnya masih ada beberapa sekolah maupun universitas di Indonesia yang menerapkan sistem manual dalam proses penerimaan siswa baru dan juga dalam sistem pembelajaran.
Adapun beberapa alasan kenapa masih ada sekolah dan juga universitas yang belum menerapkan transformasi digital:
- Terbatasnya sumber daya manusia yang paham akan teknologi
- Akses internet yang terbatas khususnya di daerah-daerah yang masuk ke dalam kategori pelosok
- Kurangnya infrastruktur yang dimiliki sekolah, misalnya saja ketiadaan komputer maupun perangkat elektronik lainnya yang mendukung transformasi digital
Berbicara mengenai akses internet, maka diharapkan sekolah-sekolah di Indonesia yang belum menerapkan digitalisasi dapat bekerja sama dengan enabler transformasi digital yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yaitu TelkomGroup. 59 Tahun Telkom Indonesia hadir dimana sudah memberikan kontribusi cukup besar bagi pembangunan, perkembangan serta kemajuan telekomunikasi di Indonesia.