Mohon tunggu...
Maria Febri Kristina
Maria Febri Kristina Mohon Tunggu... Penulis - Seorang mahasiswi yang sedang belajar menulis

Seorang mahasiswi yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Thankful

2 Juni 2016   11:22 Diperbarui: 2 Juni 2016   13:03 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thankful

Maria Febri Kristina

Bersyukur, adalah suatu suatu kata atau ungkapan yang sering kali kita dengar. Bersyukur tidak selalu identik dengan ungkapan agama yang menyangkut manusia dengan Sang Pencipta. Tapi lebih  dengan kondisi menerima semua yang ada pada kita saat ini.

Sering kali kita sebagai manusia merasa kurang puas dengan apa yang kita dapatkan saat ini. Bahkan saat orang lain menganggap kalau kondisi kita saat ini sudah berkecukupan, tapi kita sering kali cenderung berkeinginan untuk bisa lebih dari sekedar cukup. Padahal terkadang kita tidak menyadari dengan kurang menerima kondisi kita yang sudah berkecupan, kalau di luar sana masih banyak orang yang berjuang keras membanting tulang untuk agar bisa mencari sesuap nasi untuk satu hari. 

Bagi saudara kita yang secara ekonomi kondisi mereka kurang, mereka bisa makan sehari 1 atau 2 kali saja sudah sangat bersyukur sekali, walaupun mungkin dengan lauk pauk yang ala kadarnya seperti tahu atau tempe saja. Atau mungkin mereka hanya bisa makan dengan menu yang tanpa lauk tempe atau tahu tapi dengan mungkin hanya  nasi dan garam atau dengan terasi saja untuk memberi sedikit kenikmatan pada makanan yang mereka santap. Tapi walaupun mereka hanya bisa makan dengan ala kadarnya seperti itu. 

Tapi bagi mereka sudah sangat bersyukur sekali pada Sang Pemilik Kehidupan. Sedangkan kita yang secara kondisi mampu untuk makan sehari 3 kali dengan menu dan lauk yang lumayan enak (telur/ikan/ daging) terkadang kita enggan untuk mau makan dengan menu yang enak seperti itu. Kita terkadang kurang puas makan dengan menu sedemikian rupa dan menginginkan untuk bisa makan dengan menu atau lauk pauk yang lebih enak dari itu. Ya padahal kalau kita mau melihat keluar, di sana kita bisa melihat masih banyak orang yang  kurang beruntung  terutama mereka yang ada di pinggir jalan baik itu mereka yang bekerja sebagai pengamen/penjual koran maupun orang yang hanya menjadi peminta-minta. Mereka berjuang keras melawan panasnya sinar matahari dan dingin kala hujan turun menjajakan barang dagangannya hanya  untuk mencari uang demi bisa mendapatkan sesuap nasi. Ya mungkin begitulah kita manusia, tidak pernah bisa puas dengan apa yang dimiliki sekarang ini.

Kalau bagi saya pribadi yang adalah seorang muda dan berstatus sebagai seorang mahasiswi cara saya mengungkapkan syukur saya sebagai seorang muda dengan mengembangkan semua potensi dan talenta yang saya miliki.  Kebetulan saya sendiri menyukai dunia tulis menulis, so sebagai bentuk ungkapan saya  dengan lebih banyak berlatih menulis dan berani mencoba menulis hal-hal yang baru. Sebagai contoh, awalnya dulu sewaktu saya masih duduk di bangku SMA  saya suka iseng menulis cerita pendek yang  menurut saya  masih sederhana sekali. Tapi seiring berjalannya waktu saya pun mencoba menulis sesuatu yang lain seperti menulis sajak atau puisi walaupun dulu sebelumnya saya sendiri sempat berpikir dan menganggap kalau menulis sajak atau puisi itu lebih susah daripada menuliis cerita pendek atau cerita bersambung. 

Tapi so kenyataannya setelah  saya iseng-iseng menulis, ternyata menulis sebuah puisi atau sajak itu lebih mudah daripada menulis cerita pendek. Dan malah menurut saya untuk menulis 1 puisi atau sajak tidak membutuhkan waktu yang lama hingga berhari-hari untuk menyelesaikannya, sedangkan untuk menulis menyelesaikan sebuah cerpen bisa membutuhkan berminggu-minggu bahkan bisa berbulan-bulan . Dan hingga saat ini saya pun juga masih terus menerus mencoba menulis sesuatu yang baru yang belum pernah saya coba  dan lakukan sebelumnya. 

So, kuncinya Cuma satu jangan pernah takut untuk mencoba  hal yang baru dan jangan pernah takut untuk gagal. Sekali kita gagal, masih ada banyak jalan yang masih bisa lalui. Karena jikalau kita hanya focus dengan jalan yang membuat kita jatuh terperosok ke bawah, kita tidak akan bisa maju. So, sekarang move on dan bangkitlah dari rasa keterpurukan akibat kegagalan. Kalau kata kebanyakan orang banyak jalan meuju Roma, so banyak jalan pula untuk  kita lalui untuk menuju keberhasilan. Lagipula kalau kita bangkit dari keterpurukan akibat kegagalan itu merupakan salah satu cara kita untuk bersyukur pada Sang Pemilik Waktu dan Kehidupan yang telah memberikan waktu dan kesempatan pada kita untuk bangkit lagi dan mencoba lagi menjadi lebih baik lagi.

 So, selagi kita masih diberikan waktu dan kesempatan, kenapa tidak kita gunakan itu dengan sebaik mungkin, sebagai wujud ungkapan syukur kita pada Tuhan yang sudah memberikan kita masing-masing potensi dan kemampuan yang berbeda-beda? Sebuah refleksi yang sederhana bagi saya dan anda untuk kita renungkan bersama.

                                                                                                                       

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun