WHY DIGITAL WRITING MATTERS
"Creative writing that uses digital tools/software as an integral part of its conception and delivery." (Catherine Byron)
Dalam praktik literasi dan definisi dari penulisan digital sangat luas, yaitu jika mencakup praktik menulis, menggoreskan, serta membuat naskah tulisan dengan menggunakan satu digit. Sejarah Panjang dari terbentuknya penulisan digital, dimulai dari petroglyphs yang dimiliki oleh Universitas Columbia yang digoreskan atau dipahat oleh orang Nuxalk pada lima ribu atau sepuluh ribu tahun yang lalu hingga diselamatkannya naskah dari abad kedelapan dengan bantuan alat.
Menurut Henry Jenkins dan koleganya dalam proyek literasi media "Confronting the Challenges of Participatory Culture: Media Education for the 21st Century" (2006), menyatakan jika budaya partisipatif yang ada menggeser fokus literasi dari suara seorang individu menjadi keterlibatan dalam sebuah komunitas. Literasi hamper melibatkan keterampilan sosial yang berkembang melalui kolaborasi dan jaringan. Keterampilan sosial yang dibangun berdasarkan literasi tradisional, keterampilan penelitian, keterampilan teknis, serta keterampilan dalam melakukan analisis secara kritis yang telah diajarkan di kelas.
Keterampilan baru yang termasuk dalam budaya partisipatif adalah sebagai berikut :
Play, tingkat kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah yang ada di sekitarnya.
Performance, kemampuan untuk mengadopsi suatu identitas yang bertujuan untuk improvisasi dan penemuan.
Simulation, kemampuan untuk menginterpretasi dan mengkonstruksi model yang dinamis dari proses di dunia nyata.
Appropriation, kemampuan untuk  mengambil sampel dan menggabungkan dengan konten lain.
Multitasking kemampuan untuk memindai suatu lingkungan dan mengalihkan fokus tersebut kepada kebutuhan yang rinci.